Rabu, 5 September 2012

APA DOSA BAYI INI



Jawaban:
Alkitab memberitahukan bahwa sekalipun seorang bayi atau anak kecil tidak berbuat dosa secara pribadi, semua orang, termasuk bayi dan anak-anak bersalah di hadapan Allah karena dosa yang diwarisi dan diturunkan. Dosa yang diwarisi adalah yang peroleh dari orangtua kita. Dalam Mazmur 51:5 Daud menulis, “Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.” Daud mengenali bahwa bahkan saat masih dalam kandunganpun dia adalah orang berdosa. Fakta menyedihkan dari kematian bayi yang kadang terjadi sebetulnya membuktikan bahwa bayipun menerima dampak dari dosa Adam, karena kematian fisik dan rohani adalah merupakan akibat dari dosa Adam.

Setiap orang, bayi maupun orang dewasa, bersalah di hadapan Allah; setiap orang telah melukai kesucian Allah. Satu-satunya cara untuk Allah tetap adil dan pada saat yang sama membenarkan seseorang adalah kalau orang itu menerima pengampunan melalui iman dalam Yesus Kristus. Kristus adalah satu-satunya jalan. Yohanes 14:6 mencatat apa yang dikatakan Yesus, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14:6). Demikian pula dalam Kisah 4:12 Petrus mengatakan, “ Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” Keselamatan adalah pilihan pribadi.

Bagaimana dengan para bayi dan anak kecil yang tidak pernah mencapai umur di mana mereka mampu mengambil keputusan pribadi? "Umur pertanggungjawaban" adalah konsep yang mengajarkan bahwa mereka yang meninggal sebelum mencapai "umur pertanggungjawaban" secara otomatis diselamatkan oleh anugrah dan kemurahan Allah. "Umur pertanggungjawaban" adalah kepercayaan bahwa Allah menyelamatkan semua yang meninggal dunia sebelum dapat memutuskan secara pribadi untuk menerima atau menolak Kristus. Tigabelas adalah umur yang paling umum disebutkan sebagai umur pertanggungjawaban berdasarkan kebiasaan orang Yahudi bahwa seorang anak menjadi orang dewasa saat berumur 13 tahun. Namun demikian, Alkitab tidak memberi dukungan langsung bahwa umur 13 selalu merupakan umur pertanggungjawaban. Kemungkinan hal ini berbeda dari satu anak ke anak lainnya. Seorang anak sudah melampaui umur pertanggungjawaban kalau dia sudah mampu memutuskan untuk menerima atau menolak Kristus.

Dengan mengingat hal tsb. pertimbangkan pula hal-hal berikut ini: kematian Kristus adalah cukup bagi semua umat manusia, 1 Yohanes 2:2 mengatakan bahwa Yesus adalah “pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.” Jelas dalam ayat ini bahwa kematian Yesus sudah cukup untuk semua dosa, bukan hanya dosa mereka yang datang dan beriman kepadaNya. Fakta bahwa kematian Kristus cukup untuk semua dosa memungkinkan untuk Allah menerapkan bayaran atas dosa bagi mereka yang tidak mampu untuk percaya.

Satu ayat Alkitab yang kelihatannya lebih berkaitan dengan topik ini dibandingkan ayat-ayat lainnya adalah 2 Samuel 12:21-23. Konteks dari ayat-ayat ini adalah raja Daud berzinah dengan Betsyeba, yang kemudian hamil. Nabi Natan diutus oleh Tuhan untuk memberitahu Daud bahwa karena dosanya Tuhan akan mematikan anak itu. Daud menanggapi dengan kesedihan, ratapan dan berdoa untuk anak tsb. Namun setelah anak itu meninggal dunia, ratapan Daud berakhir. Para hamba Daud terheran-heran dengan hal ini. Mereka berkata kepada Daud, "Apakah artinya hal yang kauperbuat ini? Oleh karena anak yang masih hidup itu, engkau berpuasa dan menangis, tetapi sesudah anak itu mati, engkau bangun dan makan!" Jawabnya: "Selagi anak itu hidup, aku berpuasa dan menangis, karena pikirku: siapa tahu TUHAN mengasihani aku, sehingga anak itu tetap hidup. Tetapi sekarang ia sudah mati, mengapa aku harus berpuasa? Dapatkah aku mengembalikannya lagi? Aku yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali kepadaku." Tanggapan Daud dapat dipandang sebagai argumen bahwa mereka yang tidak mampu untuk percaya ada dalam Tuhan dengan aman. Daud mengatakan dia dapat pergi kepada anak itu, namun dia tidak dapat mengembalikan anak itu kepadanya. Juga, sama pentingnya, Daud nampak terhibur dengan hal ini. Dengan kata lain, Daud nampaknya mengatakan bahwa dia nanti akan kembali melihat anak itu (di surga) meskipun dia tidak dapat mengembalikannya.

Sekalipun Alkitab tetap membuka kemungkinan itu, ada satu masalah dengan mengatakan bahwa Allah menerapkan pembayaran Kristus akan dosa kepada mereka yang tidak mampu percaya, yaitu Alkitab tidak secara khusus mengatakan Dia melakukan hal itu. Karena itu ini adalah sebuah subyek yang kita tidak boleh bersikeras atau dogmatik. Namun demikian, kita dapat bersikap dogmatik dalam fakta bahwa Allah SELALU melakukan apa yang benar.

Tahu akan kasih dan anugrah Allah, Allah menerapkan kematian Kristus kepada mereka yang tidak mampu percaya adalah konsisten dengan karakter Allah. Adalah posisi kami bahwa Allah menerapkan pembayaran Kristus akan dosa kepada para anak kecil dan mereka yang cacat mental karena mereka tidak mampu untuk memahami kondisi dosa mereka dan kebutuhan mereka akan Juruselamat. Tentang hal ini kami yakin, bahwa Allah itu pengasih, suci, penuh kemurahan, adil dan penuh anugrah. Apapun yang dilakukanNya, SELALU benar dan baik.


Tiada ulasan:

Catat Ulasan