Rasalullah
SAW telah mengisyaratkan bahwa kekalahan umat Islam saat ini adalah
akibat pengkhianatan sebagian umat Islam atas sebagian yang lainnya.
Inilah yang saat ini sedang terjadi. Kehancuran umat Islam bukan oleh
kekuatan musuh, bukan karena kekuatan mereka, namun karena pengkhianatan
sebagian umat Islam. Para pengkhianat agama itu bekerja sama dengan
thagut dan orang-orang kafir untuk memerangi para pejuang Islam. Para
pengkhianat dari Islam itu sendiri telah menjual darah daging saudaranya
kepada musuh-musuh Islam dengan imbalan yang tidak sedikit. Rasulullah
SAW bersabda :
“Sesungguhnya aku sudah memohon kepada Rabbku untuk umatku janganlah membinasakan mereka dengan paceklik yang merajalela, jangan menundukkan mereka kepada musuh dari luar kelompok mereka yang menodai kedaulatan mereka. Sesungguhnya Rabbku berfirman:nWahai Muhammad! Sungguh jika Aku telah menetapkan suatu ketetapan, maka tidak bisa ditolak. Aku berikan kepada umatmu agar mereka tidak dibinasakan oleh paceklik yang merajalela dan agar mereka tidak dikuasai oleh musuh dari luar mereka yang akan menodai kedaulatan mereka, sekalipun musuh itu berkumpul dari seluruh penjuru dunia, kecuali jika sebagian mereka membinasakan sebagian yang lain dan mereka saling menawan satu sama lain.” (HR. Muslim dan Tirmidzi)
Benar, di antara umat Islam saling menawan satu sama lain, dan saling menikam dari belakang. Sebagian lagi ada yang menjadi kaki tangannya dan adapula yang benar-benar menjadi budak setia kaum kafir.
Kegagalan umat Islam dalam mewujudkan cita-citanya lebih karena faktor loyalnya mereka terhadap musuh-musuh Islam. Demikian pula keberhasilan musuh-musuh Islam dari kalangan Yahudi dan Nasrani, mereka menang bukan karena kehebatan dan kekuatan yang dimilikinya, melainkan adanya sebagian umat Islam yang bergabung bersama mereka.
Contoh nyatanya adalah pemerintah Arab, yang tertuduh sebagai pihak yang paling bertanggung jawab karena membiarkan Amerika menguasai sumber minyak dan barang tambangnya. Saudi dan Negara-negara Arab lainnya juga memberikan dukungan yang cukup besar bagi kesuksesan Amerika dalam menjalankan aksi terornya di Iraq, Afghanistan dan Palestina. Sebagian ada yang memberikan dukungan materi seperti penyediaan tempat bagi pangkalan militer, dan adapula yang member dukungan moril dalam bentuk pernyataan dan fatwa-fatwa yang menghalalkan Amerika untuk menyerang para pejuang Islam.
Peristiwa bergabungnya sebagian umat Islam bersama musuh-musuh Islam, secara tegas telah dinubuwatkan oleh Rasulullah SAW:
“Kiamat tidak akan terjadi hingga suku-suku dari umatku bergabung dengan orang-orang musyrik dan hingga mereka menyembah berhala. Di tengah umatku kelak akan ada 30 pendusta, masing-masing mengaku sebagai nabi, padahal aku adalah penutup para nabi, tidak ada nabi sesudahku.” (HR.Abu Dawud dan Tirmidzi).
“Sesungguhnya aku sudah memohon kepada Rabbku untuk umatku janganlah membinasakan mereka dengan paceklik yang merajalela, jangan menundukkan mereka kepada musuh dari luar kelompok mereka yang menodai kedaulatan mereka. Sesungguhnya Rabbku berfirman:nWahai Muhammad! Sungguh jika Aku telah menetapkan suatu ketetapan, maka tidak bisa ditolak. Aku berikan kepada umatmu agar mereka tidak dibinasakan oleh paceklik yang merajalela dan agar mereka tidak dikuasai oleh musuh dari luar mereka yang akan menodai kedaulatan mereka, sekalipun musuh itu berkumpul dari seluruh penjuru dunia, kecuali jika sebagian mereka membinasakan sebagian yang lain dan mereka saling menawan satu sama lain.” (HR. Muslim dan Tirmidzi)
Benar, di antara umat Islam saling menawan satu sama lain, dan saling menikam dari belakang. Sebagian lagi ada yang menjadi kaki tangannya dan adapula yang benar-benar menjadi budak setia kaum kafir.
Kegagalan umat Islam dalam mewujudkan cita-citanya lebih karena faktor loyalnya mereka terhadap musuh-musuh Islam. Demikian pula keberhasilan musuh-musuh Islam dari kalangan Yahudi dan Nasrani, mereka menang bukan karena kehebatan dan kekuatan yang dimilikinya, melainkan adanya sebagian umat Islam yang bergabung bersama mereka.
Contoh nyatanya adalah pemerintah Arab, yang tertuduh sebagai pihak yang paling bertanggung jawab karena membiarkan Amerika menguasai sumber minyak dan barang tambangnya. Saudi dan Negara-negara Arab lainnya juga memberikan dukungan yang cukup besar bagi kesuksesan Amerika dalam menjalankan aksi terornya di Iraq, Afghanistan dan Palestina. Sebagian ada yang memberikan dukungan materi seperti penyediaan tempat bagi pangkalan militer, dan adapula yang member dukungan moril dalam bentuk pernyataan dan fatwa-fatwa yang menghalalkan Amerika untuk menyerang para pejuang Islam.
Peristiwa bergabungnya sebagian umat Islam bersama musuh-musuh Islam, secara tegas telah dinubuwatkan oleh Rasulullah SAW:
“Kiamat tidak akan terjadi hingga suku-suku dari umatku bergabung dengan orang-orang musyrik dan hingga mereka menyembah berhala. Di tengah umatku kelak akan ada 30 pendusta, masing-masing mengaku sebagai nabi, padahal aku adalah penutup para nabi, tidak ada nabi sesudahku.” (HR.Abu Dawud dan Tirmidzi).
Wallohu’alam.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan