Tragedi letusan Gunung berapi 
mengingatkan kepada kita semua tentang bala kemusnahan yang telah di berikan kepada manusia yang tidak sedarkan diri dan ditimpakan ke atas 
kaum-kaum yang melampaui batas. Saksikan video dokumentari kemusnahan 
Kota Pompeii akibat lgunung berapi yang hampir 2000 tahun tidak aktif 
tiba-tiba meletus, atas perintah ALLAH bagi memusnahkan kaum yang 
melampaui batas. Tidak mustahil bagi ALLAH untuk menjadikan Gunung Jerai
 meletus jika penduduk Kedah ingkar dan melampaui batas. Tidak pelik jika gunung-gunung di tanah 
tinggi Cameron dan Genting bertukar menjadi gunung berapi, meletup jika 
penghuninya yang sering melakukan maksiat. Renung-renungkan...
 ingkar dan melampaui batas. Tidak pelik jika gunung-gunung di tanah 
tinggi Cameron dan Genting bertukar menjadi gunung berapi, meletup jika 
penghuninya yang sering melakukan maksiat. Renung-renungkan...
 ingkar dan melampaui batas. Tidak pelik jika gunung-gunung di tanah 
tinggi Cameron dan Genting bertukar menjadi gunung berapi, meletup jika 
penghuninya yang sering melakukan maksiat. Renung-renungkan...
 ingkar dan melampaui batas. Tidak pelik jika gunung-gunung di tanah 
tinggi Cameron dan Genting bertukar menjadi gunung berapi, meletup jika 
penghuninya yang sering melakukan maksiat. Renung-renungkan...
Al-qur'an mengisahkan kepada kita semua bahawa tidak ada perubahan dalam hukum Allah (sunnatullah):
“Dan
 mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sekuat-kuat sumpah; 
sesungguhnya jika datang kepada mereka seorang pemberi peringatan, 
niscaya mereka akan lebih mendapat petunjuk dari salah satu umat-umat 
(yang lain). Tatkala datang kepada mereka pemberi peringatan, maka 
kedatangannya itu tidak menambah mereka kecuali jauhnya mereka dari 
(kebenaran), karena kesombongan (mereka) di muka bumi dan karena rencana
 (mereka) yang jahat. Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain 
orang yang merencanakannya sendiri. Tiadalah yang mereka nanti-nantikan 
melainkan (berlakunya) sunnah (Allah yang telah berlaku) kepada 
orang-orang yang terdahulu. Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat 
penggantian bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui
 penyimpangan bagi sunnah Allah itu” (QS. Al-Faathir, 35:42-43).
Begitulah,
 “…sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunnah Allah…”.
 Siapapun yang menentang hukum Allah dan berusaha melawan-Nya akan 
terkena sunatullah yang sama. Pompeii, yang merupakan simbol dari 
degradasi akhlaq yang dialami kekaisaran Romawi, adalah pusat perzinaan 
dan homoseks. Nasib Pompeii mirip dengan kaum Nabi Luth. Kehancuran 
Pompeii terjadi melalui letusan gunung berapi Vesuvius.
Gunung
 Vesuvius adalah simbol negara Italia, khususnya kota Naples. Gunung 
yang telah membisu sejak dua ribu tahun yang lalu itu juga dinamai “The 
Mountain of Warning” (Gunung Peringatan). Tentunya pemberian nama ini 
bukanlah tanpa sebab. Adzab yang menimpa penduduk Sodom dan Gommorah, 
yakni kaum Nabi Luth as, sangatlah mirip dengan bencana yang 
menghancurkan kota Pompeii.
Di
 sebelah kanan gunung Vesuvius terletak kota Naples, sedangkan kota 
Pompeii berada di sebelah timur gunung tersebut. Lava dan debu dari 
letusan maha dasyat gunung tersebut yang terjadi dua milenia yang lalu 
membumihanguskan penduduk kota. Malapetaka itu terjadi dalam waktu yang 
sangat mendadak sehingga menimpa segala sesuatu yang ada di kota 
termasuk segala aktifitas sehari-hari yang tengah berlangsung. Aktifitas
 yang dilakukan penduduk dan segala peninggalan yang ada ketika bencana 
terjadi kini masih tertinggal persis sama seperti ketika bencana 
tersebut terjadi dua ribu tahun yang lalu, seolah-olah waktu tidak 
bergeser dari tempatnya.
Pemusnahan
 Pompeii dari muka bumi oleh bencana yang demikian dasyat ini tentunya 
bukan tanpa maksud. Catatan sejarah menunjukkan bahwa kota tersebut 
ternyata merupakan pusat kemaksiatan dan kemungkaran. Kota tersebut 
dipenuhi oleh meningkatnya jumlah lokasi perzinahan atau prostitusi. 
Saking banyaknya hingga jumlah rumah-rumah pelacuran tidak diketahui. 
Organ-organ kemaluan pria dengan ukurannya yang asli digantung di pintu 
tempat-tempat pelacuran tersebut. Menurut tradisi ini, yang berakar pada
 kepercayaan Mithraic, organ-organ seksual dan hubungan seksual 
sepatutnya tidaklah tabu dan dilakukan di tempat tersembunyi; akan 
tetapi hendaknya dipertontonkan secara terbuka.
Lava
 gunung Vesuvius menghapuskan keseluruhan kota tersebut dari peta bumi 
dalam waktu sekejap. Yang paling menarik dari peristiwa ini adalah tak 
seorang pun mampu meloloskan diri dari keganasan letusan Vesuvius. 
Hampir bisa dipastikan bahwa para penduduk yang ada di kota tersebut 
tidak mengetahui terjadinya bencana yang sangat sekejap tersebut, wajah 
mereka terlihat berseri-seri. Jasad dari satu keluarga yang sedang asyik
 menyantap makanan terawetkan pada detik tersebut. Banyak sekali 
pasangan-pasangan yang tubuhnya terawetkan berada pada posisi sedang 
melakukan persetubuhan. Yang paling mengagetkan adalah terdapat sejumlah
 pasangan yang berkelamin sama, dengan kata lain mereka melakukan 
hubungan seks sesama jenis (homoseks). Ada pula pasangan-pasangan pria 
dan wanita yang masih ABG. Hasil penggalian fosil juga menemukan 
sejumlah mayat yang terawetkan dengan raut muka yang masih utuh. Secara 
umum, raut-raut muka mereka menunjukkan ekspresi keterkejutan, seolah 
bencana yang terjadi datang secara tiba-tiba dalam sekejab.
Dalam
 konteks ini, terdapat aspek dari bencana tersebut yang sangat sulit 
untuk dimengerti. Bagaimana bisa terjadi ribuan manusia tertimpa maut 
tanpa melihat dan mendengar sesuatu apapun?
Aspek
 ini menunjukkan bahwa penghancuran Pompeii mirip dengan 
peristiwa-peristiwa adzab yang dikisahkan dalam Alqur'an, sebab Alqur'an
 secara khusus mengisyaratkan “pemusnahan secara tiba-tiba” ketika 
mengisahkan peristiwa yang demikian ini. Misalnya, “penduduk suatu 
negeri” sebagaimana disebut dalam surat Yaasiin ayat 13 musnah 
bersama-sama secara keseluruhan dalam waktu sekejap. Keadaan ini 
diceritakan sebagaimana berikut:
“Tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan saja; maka tiba-tiba mereka semuanya mati.” (QS. Yaasiin, 36:29)
Di surat Al-Qamar ayat 31, pemusnahan dalam waktu yang singkat kembali disebut ketika kehancuran kaum Tsamud dikisahkan:
“Sesungguhnya
 Kami menimpakan atas mereka satu suara yang keras mengguntur, maka 
jadilah mereka seperti rumput-rumput kering (yang dikumpulkan oleh) yang
 punya kandang binatang.”
Kematian
 masal penduduk kota Pompeii terjadi dalam waktu yang sangat singkat 
persis sebagaimana adzab yang dikisahkan dalam kedua ayat di atas.
Kendatipun
 semua peringatan ini, tidak banyak yang berubah di wilayah di mana 
Pompeii dulunya pernah ada. Distrik-distrik Naples tempat segala 
kemaksiatan tersebar luas tidaklah jauh berbeda dengan distrik-distrik 
bejat di Pompeii. Pulau Capri adalah tempat di mana para kaum 
homoseksual dan nudis (orang-orang yang hidup telanjang tanpa busana) 
tinggal. Pulau Capri diiklankan sebagai “surga kaum homoseks” di 
industri wisata. Tidak hanya di pulau Capri dan di Italia, bahkan hampir
 di seantero dunia, kerusakan moral tengah terjadi dan sayangnya mereka 
tetap saja tidak mau mengambil pelajaran dari pengalaman pahit yang 
dialami kaum-kaum terdahulu,samalah dengan gunung jerai kedah sekiranya manusia yang tidak ingat kepada allah swt akan di kena bala sepertimana negara-negara lain menerima bencana gunung berapi.Bayangkan selama ini tiada api gunung jerai tiba-tiba ada gunung berapi di jerai kedah bermakna semakin dekatnya kiamat sepertimana dalam al quran al karim sebutkan.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Tiada ulasan:
Catat Ulasan