Kiamat kubro, yakni berupa kehancuran total 
kehidupan di bumi dan seluruh jagat raya akan terjadi pada tanggal 
12-12-2012. Setidaknya, itulah heboh yang terjadi belakangan ini. Namun,
 nyatanya belum juga kiamat. Terlebih beberapa saay yang lalu menyusul 
tayangan film produlsi Hollywood berjudul 2012, yang sangat laris manis.
 Kebetulan anak saya juga punya VCDnya.
Tema yang disajikan dalam film 2012 itu sejatinya 
bukanlah barang baru. Sebelum itu di banyak artikel yang beredar di 
internet menayangkan tema menegenai prediksi sekaitan dengan kiamat yang
 akan terjadi pada 2012. Ramalan tersebut salah satunya dipicu oleh 
penanggalan kuno suku Maya yang menunjukkan angka akhir 2012.
Diramalkan pula bahwa pada tahun ini akan terjadi 
badai matahari, jiga suatu kemungkinan munculnya Planet Nibiru yang akan
 menabrak bumi. Maka kemudian porak porandalah jagad ini. Kehidupan di 
bumi menngalami kepunahan akibat suatu bencana yang maha dahsyat. Tak 
satu makhlukpun tersisa. Sebab seluruh makhluk, termasuk manusia, akan 
memulai perjalanan suatu kehidupan dimensi baru. Dimensi kehidupan 
inilah yang dalam agama (islam) disebut sebagai alam akhirat, suatu 
tempat yang abadi dan tak akan mengalami kehancuran.
Kiamat memang sesuatu yang abstrak dan sejatinya 
mustahil bisa diramalkan, sebab ini rahasia Tuhan. Karena itulah, tak 
pelak film 2012 menuai banyak kontroversi. Kalangan Islam menganggap 
film ini dapat mengikis nilai-nilai keimanan. Majelis Ulama Indonesia 
(MUI), bahkan dengan keras memberikan imbauan agar umat islam tidak 
menonton film yang terlanjur booming tersebut.
Bila kalender kuno suku Maya mengehentikan angka 
tahunnya pada 2012, sehingga kemudian banyak kalangan yang meyakini 
bahwa peradaban dunia akan berakhir pada titik ini, maka orang Jawa 
sejatinya punya ramalan tersendiri tentang kiamat. Ramalan tersebut 
disusun sosok waskita misterius yakni Prabu Jayabaya, Raja Kediri yang 
sangat termasyur. Dalam jangka yang disusunnya, Jayabaya menyebutkan 
rentang tahun yang jauh lebih lama jika dibandingkan dengan 2012, yakni 
2100. Dia juga membagi rentang masa menjadi 3 zaman besar yang disebut 
Trikali. Ketiga zama beasr atau Trikali tersebut, yaitu: Kali Sware, 
Kali Yoga, dan Kali Sangara.
Karena zaman Kali Sware dan Kali Yoga telah berlalu
 meninggalkan kita, untuk itu tulisan saya ini hanya akan menyarikan 
keadaan di rentang akhir masa yakni Zaman Kali Sengara. Zaman ini dibagi
 menajdi 7 zaman kecil yang masing-masing terurai seperti berikut:
1. Kala Jangga (Cinta Kasih), yakni rentang waktu; 1401-1500.
Sang
 Jayabaya menyebutkan ciri zaman ini, secara singkat dapat dijelaskan, 
yakni; banyak orang berolah asmara, juga muncul perbuatan hebat yang 
dinamakan Jahaya (keluhuran), warida (rahasia) dan Kawati (sarasanan).
2. Kala Sekti (berburu kesaktian), yakni rentang waktu; 1501-1600.
Ciri-ciri
 zaman ini secara singkat dapat dijelaskan, bahwa di bawah lindungan 
Hyang Wisnu orang gemar olah keprajuritan, yang dinamakan Girinata 
(gunung besar/orang didewa-dewakan), Wisuda (pengangkatan/pengobatan) 
dan Krida (bicara palsu).
3. Kala Jaya (kejayaan), yakni rentang waktu; 1601-1700.
Ciri-cirinya
 disebutkan. Timbulnya persaingan dan cara bersaing tak terpuji 
dinamakan Srenggya (keangkuhan), Rerewa (kepalsuan) dan Nisata (Tanpa 
Kesopanan)
4. Kala Bendu (Zaman Edan), yakni rentang waktu; 1701-1800.
Ciri-cirinya
 disebutkan: banyak orang mendapatkan amarah (bebendu) karena 
mementingkan diri sendiri. Zaman ini terbagi dalam : Artati (beruang), 
Nistana (kemelaratan) dan Jutya (kejhatan).
5. Kala Suba (Rakyatpun Tertawa), yakni rentang waktu 1801-1900
Cirinya;
 Zaman kegembiraan, kejahatan hampir tak ada, karena takut turunnya Ratu
 Amisan yang juga disebut Sultan Herucokro. Orang penguasa yang dimaksud
 yang menafsirkan Presiden Soekarno. Zaman ini dibagi tiga kejadian, 
yakni: Wibawa (kewibawaan), Saeka (bersatu) dan Santoso (kuat)
6. Zaman Sumbaga (Ketenaran), yakni rentang tahun 1901-2000
Cirinya:
 Mereupakan zaman ketenaran yang diperkirakan banyak kebatinan di masa 
pemerintahan Presiden Soeharto. Zaman ini terbagi tiga juga, yakni: 
Andana (memberi), Karono (Kesenangan) dan Sriyana (Tempat Yang Baik).
7. Zaman Surata (Kemakmuran & Kedatangan Musuh), rentang waktunya; 2001-2100
Disebutkan bahwa di Zaman atau Kolo Surata yang berarti kehalusan ini banyak orang
 yang mengajar kehalusan budi pekerti setelah mereka ditinggal pergi 
oleh musuh yang memeranginya. Zaman ini ditafsirkan pula sebagai era 
tanpa kesulitan dan suka sekali pada hal-hal yang berbau asmara.
Nah, saat sekarang inilah yang dapat dikatakan 
kiat hidup di akhir zaman yang paling akhir, yaitu Zaman Kali Sangara 
dibagian paling akhir yakni Zaman Surata.
Lantas, apakah benar ramalan yang menyebutkan bahwa
 seluruh jagat raya akan disapu bersih pada 2012 ini, seperti yang 
diramalkan oleh suku tua Inca atau bangsa Maya? Ternyata tidak untuk 
tanggal 12 kemarin, akankah pada tanggal 21 nanti kecenderungan itu 
terjadi? Kita tunggu saja!
Bial dicermati, sejak memasuki era 2000 entah sudah
 berapa banyak bencana alam yang terjadi, mulai banjir, tanah lonsor, 
angin putting beliung, gempa, tsunami, dan gunung meletus, juga 
kecelakaan dahsyat dalam berbagai bentuk. Bahkan sejak itu juga sangat 
trend dengan kabar mengenai pergeseran lapisan bumi yang sering disebut 
sebagai penyebab gempa tektonik, yang kadang juga menimbulkan Tsunami.
Semua kecenderungan tersebut dapat disimpulkan bahwa kita memang hidup di zaman akhir yang paling akhir.
Nah, inilah yang menurut ramalan atau Jangka 
Jayabaya disebut sebagai Zaman Kala Surasa. Bisa kita lihat, betapa 
banyak orang menyuarakan saatnya memperbaiki akhlak denga 
dikembangkannya lagi pendidikan budi pekerti yang telah lama tak 
tersentuh dan hilang gaungnya. Banyak orang ngudi (mencari) ilmu 
kesempurnaan dan kehalusan sikap.
sekedar tambahan, kehalusan sikap dalam hal ini 
juga perlu kita telaah ulang. kehalusan sikap dalam hal apa? apakah 
dalam berbudi pekerti ataukah kehalusan sikap dalam berjamaah mengeruk 
uang rakyat. kenyataannya memang demikian. pendek kata, ramalan 
bagaimanapun tetaplah tidak pasti. wong yang bikin manusia, sewaskita 
apapun tetaplah tempatnya meleset. Kiamat sudah dekat, tapi sedekat apa 
juga kita tidak tahu. yang pasti Kiamat pasti datang dan yang tahu Gusti
 Alloh, Gusti Kang Akaryo Jagad. suwun
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Tiada ulasan:
Catat Ulasan