Dari
 berbagai rangkaian musibah, ujian dan bala bencana yang menimpa 
manusia, khususnya negeri ini, adalah karena perbuatan maksiat dan dosa 
mereka kepada Allah Swt dan RasulNya dalam merespon dakwah para Nabi dan
 Rasul-rasul Allah Swt. Selain itu mereka juga mendustakan ayat-ayat 
Allah, mengkufuri nikmat-nikmatNya dan menukarkan kenikmatan itu dengan 
kekafiran, serta para penguasa dan pembesar-pembesarnya menukar hukum 
Allah dengan hukum jahiliyah dan kecenderungan masyarakat memilih serta 
mengikuti tradisi nenek moyang dengan ajaran sesatnya yang bertolak 
belakang dari hidayah dan Sunnah Rasulullah Saw.
Al Qur’an menjelaskan, membenarkan hal tersebut, Allah Swt berfirman:
“Dan tidak adalah Tuhanmu membinasakan kota-kota, sebelum Dia mengutus 
di ibukota itu seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada 
mereka; dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan kota-kota; kecuali 
penduduknya dalam keadaan melakukan kezaliman.” (QS. Al Qhashash, 28 : 
59)
FirmanNya lagi:
“Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara 
zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. Hud :
 117)
FirmanNya lagi:
“Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan 
Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.” (QS. An Nisaa : 147)
FirmanNya lagi:
“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan 
kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati 
Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah 
sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian 
Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” (QS. Al Isra, 17 : 16)
FirmanNya lagi:
“Tak ada suatu negeripun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami 
membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan 
azab yang sangat keras. yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab 
(Lauh Mahfuzh).” (QS. Al Isra, 17 : 58)
FirmanNya lagi:
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka adalah disebabkan oleh 
perbuatan tangan kamu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar dari 
dosa-dosamu.” (QS. As Syura, 42 : 30)
FirmanNya lagi:
“Dan Allah Telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang 
dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah 
dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat 
Allah; Karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan 
ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.” (QS. An-Nahl, 16 :
 112)
FirmanNya lagi:
“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah 
dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan? Yaitu 
neraka Jahannam; mereka masuk kedalamnya; dan Itulah seburuk-buruk 
tempat kediaman.” (QS. Ibrahim, 14 : 28-29)
FirmanNya lagi:
“Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan dimuka bumi dan 
memperhatikan bagaimana akibat yang diderita oleh orang-orang yang 
sebelum mereka? Orang-orang itu lebih kuat dri merka,mereka telah 
mengolah bumi dan memakmurkannya lebih banyak dari apa yang mereka 
makmurkan.Dan telah datang kepada mereka Rasul-rasul mereka dengan 
membawa keterangan dan bukti-bukti yang nyata.Maka Allah tidak 
sekali-kali berlaku dzalim kepada mereka ,tetapi merekalah yang berlaku 
dzalim terhadap dir mereka.Kemudian akibat orang-orang yang melakukan 
kedurhakaan dan kejahatan adalah azab siksa yang lebih buruk, karena 
mereka mendustakan ayat-ayat Allah dan mereka selalu memperolok-olok.” 
(QS. Rum, 30 : 9-10).
Dan firmanNya lagi:
“(ingatlah), ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada 
penyakit di dalam hatinya berkata: “Mereka itu (orang-orang mukmin) 
ditipu oleh agamanya”. (Allah berfirman): “Barangsiapa yang bertawakkal 
kepada Allah, Maka Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
 Kalau kamu melihat ketika Para Malaikat mencabut jiwa orang-orang yang 
kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata): “Rasakanlah
 olehmu siksa neraka yang membakar”, (tentulah kamu akan merasa ngeri), 
demikian itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Sesungguhnya 
Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-Nya, (keadaan mereka) serupa 
dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang 
sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa 
mereka disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha kuat lagi amat 
keras siksaan-Nya, (siksaan) yang demikian itu adalah karena 
sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan meubah sesuatu nikmat yang 
telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu meubah 
apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri [Allah tidak mencabut nikmat 
yang telah dilimpahkan-Nya kepada sesuatu kaum, selama kaum itu tetap 
taat dan bersyukur kepada Allah.], dan sesungguhnya Allah Maha mendengar
 lagi Maha mengetahui, (keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir’aun 
dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka 
mendustakan ayat-ayat Tuhannya, maka Kami membinasakan mereka disebabkan
 dosa-dosanya dan Kami tenggelamkan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya; 
dan kesemuanya adalah orang-orang yang zalim. Sesungguhnya binatang 
(makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, 
karena mereka itu tidak beriman.” (QS. Al An fal, 8 : 49-55)
Demikianlah diantara ayat-ayat Allah yang menerangkan sebab-sebab datangnya musibah dan bala bencana.
Rasulullah Saw juga menerangkan akan sebab-sebab musibah dalam haditsnya:
Berkata Ummu Salamah, istri Rasulullah Saw, aku mendengar Rasulullah Saw bersabda:
“Jika timbul maksiat pada ummatku, maka Allah akan menyebarkan 
azab-siksa kepada mereka.” Aku berkata : Wahai Rasulullah, apakah pada 
waktu itu tidak ada orang-orang shalih? Beliau menjawab: “ada!”. Aku 
berkata lagi: Apa yang akan Allah perbuat kepada mereka? Beliau 
menjawab: “Allah akan menimpakan kepada mereka azab sebagaimana yang 
ditimpakan kepada orang-orang yang berbuat maksiat, kemudian mereka akan
 mendapatkan keampunan dan keredhaan dari dari Rabbnya.” (HR. Imam 
Ahmad)
Lima Sebab Datangnya Azab dan Siksa Allah
Rasulullah Saw bersabda:
“Bagaimana kalian apabila terjadi lima perkara, dan aku berlindung 
kepada Allah mudah-mudahan lima perkara itu tidak terjadi pada kamu atau
 kamu tidak menjumpainya, yaitu,
1.Tidaklah
 perbuatan zina itu tampak pada suatu kaum, dikerjakan secara 
terang-terangan, melainkan tampak dalam mereka penyakit ta’un dan 
kelaparan yang tidak pernah dijumpai oleh nenek moyang dahulu.
2.Dan
 tidaklah kaum itu menahan zakat, melainkan mereka ditahan oleh Allah 
turunnya hujan dari langit, andai kata tidak ada binatang ternak tentu 
mereka tidak akan dihujani.
3.Dan tidaklah kaum itu mengurangi 
takaran dan timbangan, melainkan mereka disiksa oleh Allah dengan 
kesengsaraan bertahun-tahun dan sulitnya kebutuhan hidup dan 
nyelewengnya penguasa.
4.Dan tidaklah pemimpin-pemimpin 
mereka itu menghukumi dengan selain kitab yang diturunkan oleh Allah, 
melainkan mereka akan dikuasai oleh musuh yang merampas sebagian 
kekuasaan mereka.
5.Dan tidaklah mereka itu 
menyia-nyiakan kitab Allah dan sunnah Nabi-Nya, melainkan Allah 
menjadikan bahaya di antara mereka sendiri.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
Lima Belas Perkara Mendatangkan Musibah & Bala Bencana
Dari Ali bin Abi Thalib Ra berkata: Rasulullah Saw bersabda: “Apabila 
umatku telah melakukan lima belas perkara, maka halal baginya (layaklah)
 ditimpakan kepada mereka bencana.” Ditanyakan, apakah lima belas 
perkara itu wahai Rasulullah?
Rasulullah Saw bersabda: “Apabila…
1.Harta rampasan perang (maghnam) dianggap sebagai milik pribadi,
2.Amanah (barang amanah) dijadikan sebagai harta rampasan,
3.Zakat dianggap sebagai cukai (denda),
4.Suami menjadi budak istrinya (sampai dia),
5.Mendurhakai ibunya,
6.Mengutamakan sahabatnya (sampai dia),
7.Berbuat zalim kepada ayahnya,
8.Terjadi kebisingan (suara kuat) dan keributan di dalam masjid (yang bertentangan dengan syari’ah),
9.Orang-orang hina, rendah, dan bejat moralnya menjadi pemimpin umat (masyarakat),
10.Seseorang dihormati karena semata-mata takut dengan kejahatannya,
11.Minuman keras (khamar) tersebar merata dan menjadi kebiasaan,
12.Laki-laki telah memakai pakaian sutera,
13.Penyanyi dan penari wanita bermunculan dan dianjurkan,
14.Alat-alat musik merajalela dan menjadi kebanggaan atau kesukaan,
15.Generasi akhir umat ini mencela dan mencerca generasi pendahulunya;
Apabila
 telah berlaku perkara-perkara tersebut, maka tunggulah datangnya 
malapetaka berupa; taufan merah (kebakaran), tenggelamnya bumi dan apa 
yang diatasnya ke dalam bumi (gempa bumi dan tananh longsor), dan 
perubahan-perubahan atau penjelmaan-penjelmaan dari satu bentuk kepada 
bentuk yang lain.” (HR. Tirmidzi, 2136)
Itulah perkara-perkara yang menyebabkan suatu negeri mengalami 
kekacauan, kehancuran, kesempitan, kemelaratan, perseteruan, dan 
perpecahan satu sama lainnya, antara rakyat dengan rakyat dan rakyat 
dengan penguasa. Korupsi dan ketidakadilan merajalela, segala macam 
penyakit bermunculan menimpa manusia, yang benar-benar menyulitkan dan 
membinasakan kehidupan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Oleh sebab itulah, Rasulullah Saw berdoa agar sahabat-sahabatnya tidak 
menjumpai keadaan yang demikian dahsyat dan terpuruknya. Dari semua 
perkara yang menyebabkan datangnya siksa dan azab itu. Insya Allah akan 
berakhir jika manusia dan kaum Muslimin khususnya kembali kepada Allah 
dan Rasul Nya, berpegang teguh kepada Dinullah (Islam yang 
sebenar-benarnya, menurut Al Qur’an dan As Sunnah) mengikut petunjuk 
Rasulnya.
Sebagai penutup, renungkanlah firman Allah Swt berikut sebagai introfeksi kita semua:
”Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri Beriman dan Bertakwa, pastilah
 kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi
 mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, Maka kami siksa mereka 
disebabkan perbuatannya.” (QS. Al A’raf, 7: 96) 
 
Tiada ulasan:
Catat Ulasan