
 بسم الله الرحمن الرحيم
Segala puji bagi Allah Azza wa Jalla, 
yang telah mengaruniakan kita Islam dan Iman. Memberi kita hidayah 
hingga kita mampu menjalankan syari'at-Nya. Shalawat dan salam 
senantiasa kita haturkan kepada junjungan mulia, Rasulullah shallallahu 'aihi wasallam, keluarga dan para sahabat.
Para Pembaca Budiman
Dalam rangka membuka mata muslimin, 
insya Allah, tentang kondisi dan sejarah saudara mereka muslim Rohingya 
di Burma, maka para artikel ini kami menyajikan sejarah Islam di Arakan 
dan disusul dengan penderitaan yang mereka alami oleh kuffar Buddha 
Burma yang tidak mengerti kasih sayang.
Geografi dan demografi Burma
Negara Burma (sekarang Myanmar) terletak
 di sebelah tenggara benua Asia Tenggara dan sebelah utara berbatasan 
dengan Cina dan India, Selatan berbatasan dengan Teluk Benggali dan 
Thailand, timur berbatasan dengan Cina, Thailand dan Laos, sedangkan 
barat dengan Teluk Benggali, Bangladesh dan India.
Sedangkan propinsi Arakan terletak di 
barat daya Burma, di pantai Teluk Benggali dan berbatasan dengan 
Bangladesh. Diperkirakan luas Burma lebih dari 261.000 mil persegi, 
sedangkan Arakan sekitar 20.000 mil persegi. Antara Burma dan Arakan 
dipisahkan rangkaian pegunungan yang terbentang dari gunung Himalayah.
Burma memiliki populasi 50 juta jiwa. 
Sedangkan populasi muslimin sekitar 15% dari total penduduk. Sebagian 
besar jumlah muslimin mendiami Arakan, mayoritas muslimin, di mana 
persentasenya melebihi 70%, sisanya Buddha dan sekte-sekte lain.
Burma memiliki beragam etnis yang 
mencapai 140 suku. Di antara yang paling menonjol adalah suku Shan, 
Kashen, Karen, Shane, Kaya,  Rakhine (Buddha Mag) dan muslimin yang 
dikenal dengan nama Rohingya. Mereka kelompok kedua setelah orang-orang 
Burma dan jumlah mereka mencapai 5 juta jiwa.
Keberadaan Muslimin di Arakan
Para sejarawan menyebutkan bahwa Islam 
sampai ke Arakan pada masa Dinasti Abbasiyyah,yaitu Khalifah Harun 
Ar-Rasyid, pada abad ke-7 Hijriyyah lewat para pedagang Arab hingga 
Arakan menjadi Negara merdeka yang dipimpin oleh 48 penguasa muslim 
secara berturut-turut.
Yang demikian itu lebi dari tiga 
setengah abad, yaitu antara tahun 1430 M sampai 1784 M. dan mereka 
meninggalkan peninggalan sejarah Islam berupa masjid-masjid dan madrasah
 madrasah, di antaranya adalah masjid Badr yang terkenal berada di 
Arakan. Nama masjid serupa juga dipakai di masjid daerah-daerah pantai 
di India, Bangladesh, Thailand, Burma dan Malaysia. Dan juga masjid yang
 terkenal bernama masjid Sandy Khan yang didirikan pada tahun 1430 H.
Penjajahan Buddha terhadap Negri Muslim Arakan
Pada tahun 1784 M, Arakan dijajah oleh 
Raja Buddha Burma (Budabay). Ia memasukkan Arakan ke wilayah Burma 
karena takut penyebaran Islam. Ia pun melakukan pengrusakan di muka 
bumi, di mana ia menghancurkan peninggalan sejarah Islm berupa masjid 
dan madrasah, membunuh ulama danpara da’i.
Orang-orang Buddha pun terus melakukan 
tekanan terhadap muslimin dan menjarah harta mereka. Mereka pun 
menghasut Buddha Almag untuk menekan muslimin selama 40 tahun. Tidak 
sampai disitu penderitaan muslimin, pada tahun 1824 M Inggris menjajah 
dan memasukkan Burma dalam pemerintahan Kolonial Inggris Hindia.
.......Pada tanggal 4 Januari tahun 1948 M, Inggris memberikn kemerdekaan kepada Burma dengan syarat memberikan kemerdekaan pula kepada seluruh etnis setelah 10 tahun. Akan tetapi orang-orang Burma ingkar janji, di aman Burmaa dan Buddh Almag terus menjajah muslim Rohingya Arakan serta melakukan praktek keji terhadap muslimin.......
Pada tahun 1973 M, Inggris menjadikan 
Burma dan Arakan sebagai koloni yang terpisah dari Inggris Hindia 
sebagaimana jajahan-jajahan Inggris lainnya.
Pada tahun 1942 M, umat Islam menjadi 
korban pembantaian dan kebrutalan yang besar oleh orang-orang Buddha 
Almag setelah mereka mendapatkan senjata dai saudara mereka Buddha Burma
 dan para penjajah. Lebih dari 100 ribu nyawa muslim melayang, mayoritas
 wanita, orang tua dan anak-anak.
Ratusan ribu lainnya diusir keluar 
Arakan. Saking hebatnya pembantaian itu, orang-orang tua senantia 
mengingat dan menceritakan tragedi itu serta menjadi sejarah
Pada tahun 1947 M, menjelang kemerdekaan
 Burma diadakan kofrensi di kota Peng Long untuk persiapan menyambut 
kemerdekaan. Semua etnis diundang dalam acara tersebut kecuali muslimin 
Rohingya untuk menjauhkan mereka dari kelangsungan sejarah dan penentuan
 nasib mereka.
Pada tanggal 4 Januari tahun 1948 M, 
Inggris memberikn kemerdekaan kepada Burma dengan syarat memberikan 
kemerdekaan pula kepada seluruh etnis setelah 10 tahun. Akan tetapi 
orang-orang Burma ingkar janji, di aman Burmaa dan Buddh Almag terus 
menjajah muslim Rohingya Arakan serta melakukan praktek keji terhadap 
muslimin.
Penderitaan Muslim di Arakan
- Pembersihan Etnis
Semenjak militer fasis berkuasa di 
Burma, yaitu setelah kudeta militer oleh Jenderal Newin pada tahun 1962 
M. muslim pun kembali jadi korban penindasan dan kezaliman berupa, 
pembunuhan, pengusiran, penyitaan tanah dan penanggalan kewarganeraan 
mereka, atas tuduhan mereka mirip orang-orang Benggali dalam bahasa, 
agama dan rupa.
- Melenyapkan Identitas dan Peninggalan Islan
Dalam hal ini mereka menghancurkan 
peninggalan-peninggalan Islam seperti masjid dan madrasah bersejarah. 
Sedangkan sisanya dilarang diadakan perbaikan konstruksi. Yang berkaitan
 dengan peninggalan Islam.
Di samping itu mereka juga berupaya untuk mematikan budaya Islam dan meleburkan muslimin dalam komunitas Buddha secara paksa.
Selain itu, muslimin juga diusir secara 
kolektif dari desa-desa mereka dan tanah mereka serta mendatangkan 
pemukim Buddha dan menenpatkan mereka di rumah-rumah yang dibangun 
dengan harta muslimin. Siapa yang menolak dengan sikap ini, bisa 
dipastikan nasib mereka adalah mati di penjara-penjara fasis yang tidak 
mengenal belas kasih.
......Orang-orang Islam dilarang menerima tamu, meskipun saudara atau kerabat mereka. Kecuali telah mendapatkan izin. Adapun bertama dan bermalam, maka hal itu dilarang sama sekali serta dianggap kejahatan besar dan mendapatkan hukuman yang berat dengan rumah penerima tamu dihancurkan ................
- Pengusiran yang Berulang kali Secara Kolektif
Pengusiran ini terjadi pada tahun-tahun berikut:
- Tahun 1962 M, yaitu revolusi militer fasis, di mana 300 ribu muslim lebih diusir ke Bangladesh.
- Tahun 1978 M, lebih dari 500 ribu muslim dalam kondisi yang memperihatinkan. 40.000 jiwa melayang dari kalngan orang tua, anak-anak dan wanita. Ini menurut statistik Badan Bantuan Pengungsi PBB.
- Tahun 1988 M, 150 ribu muslim lebih diusir karena pembangunan desa-desa Buddh untuk perubahan demografi penduduk.
- Tahun 1991 M, hampir 500 ribu muslim diusir. Pengusiran setelah penghapusan hasil pemilu, di mana oposisi memenangkan suara. Karena mereka memilih Partai Demokrat Nasional (NLD) Oposisi.
Muslimin juga dihilangkan hak 
kewarganegaraannya, di mana KTP mereka sebagai identitas resmi dihapus 
dan digantikan dengan kartu yang menerangkan bahwa mereka bukan warga 
Negara. Siapa yang menolak, maka nasibnya akan mati di penjara di bawah 
siksaan atau kabur keluar wilayah dan menjadi DPO.
Mereka juga disuruh kerja paksa 
mendirikan barak militer dan jalan untuk pemerintah tanpa diberi upah. 
Bahkan diberi makan dan minum untuk memberikan kekuatan bekerja pun 
mereka idak mendapatkannya.
Putera-putera muslimin dilarang 
melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah atau memasuki kampus-kampus. 
Jika ada yang melanjutkan keluar, maka akan dimasukan dalam pendataan 
desa. Saat ia kembali, ia pun ditangkap dan dijebloskan ke penjara.
Di samping itu, mereka dilarang bekerja 
jadi pegawai pemerintah. Bahkan orang yang lama bekerja dari zaman 
penjajahan, akan dipecat dari kepegawaian. Kecuali di beberapa desa dan 
pekerjaan yang dibutuhkan untuk membantu militer. Mereka pun bekerja 
tanpa gaji.
Orang-orang Islam dilarang menerima 
tamu, meskipun saudara atau kerabat mereka. Kecuali telah mendapatkan 
izin. Adapun bertama dan bermalam, maka hal itu dilarang sama sekali 
serta dianggap kejahatan besar dan mendapatkan hukuman yang berat dengan
 rumah penerima tamu dihancurkan.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Tiada ulasan:
Catat Ulasan