Sex adalah sebuah kata yang dapat membangkitkan daya hayal yang luar
biasa bagi sebagian besar orang. Barangkali anda tidak setuju dengan
kata-kata tersebut, terutama bagi anda yang sudah paham betul apa itu
sex dan seluk beluknya.
Bagaimana dengan orang yang pengetahuan tentang sex masih ngambang atau setengah-setengah? Secara umum orang hanya terbayang dalam pikirannya sex identik berhubungan dengan alat vital. Orang secara terbuka dalam membicarakan sex akan merasa tabu, malu jika dengan anggota keluarga atau orang lain yang keakrabannya belum begitu kental.
Sekarang bagaimana kita harus belajar, dari mana untuk mendapatkan informasi sex secara lebih mendalam tanpa malu-malu dan bermanfaat bagi dirinya.
Berbicara mengenai seks di kalangan remaja, banyak yang mengatakan kalau remaja tersebut mendapatkan pendidikan seks bukan dari orang tuanya sendiri, melainkan dari dunia luar. Sebab kurang terbukanya orangtua dalam berdiskusi masalah seks membuat para remaja mencari informasi sendiri. Salah satu sumber utama remaja mendapatkan pengetahuan mengenai seks adalah dari temannya sendiri.
“Fakta bahwa orangtua tidak pernah membicarakan atau berdiskusi tentang pendidikan seksual pada anak-anaknya menjadi perhatian besar,” kata Jenderal Tewordros Melesse, Direktur International Planned Parenthood Federation.
Penelitian yang dilakukan pada 7.662 remaja yang berusia 16 sampai 24 tahun menemukan fakta bahwa 38 persen dari remaja tersebut memilih teman sebagai sumber informasi utama yang berkaitan dengan pendidikan seks.
“Remaja membutuhkan sumber yang dapat diandalkan yang berkaitan dengan pendidikan seks,” kata Melesse menambahkan.
Lalu, 19 persen remaja belajar tentang seks melalui televisi dan video, 18 persen melalui sekolah, 14 perseb melalui internet dan hanya 4 persen mendapatkan informasi soal seks ini dari orang tuanya.
Melesse pun menambahkan, “Kami benar-benar membutuhkan keluarga untuk mengajari anak-anaknya soal seks, kesehatan seksual dan perilaku-perilaku yang bertanggung jawab. Yang kami takutkan adalah apabila orang tua tidak tidak mengajari seks ke anak-anaknya dapat meningkatkan risiko anak-anaknya berbuat sesuatu yang tidak diinginkan yang berkaitan dengan seks bebas
Bagaimana dengan orang yang pengetahuan tentang sex masih ngambang atau setengah-setengah? Secara umum orang hanya terbayang dalam pikirannya sex identik berhubungan dengan alat vital. Orang secara terbuka dalam membicarakan sex akan merasa tabu, malu jika dengan anggota keluarga atau orang lain yang keakrabannya belum begitu kental.
Sekarang bagaimana kita harus belajar, dari mana untuk mendapatkan informasi sex secara lebih mendalam tanpa malu-malu dan bermanfaat bagi dirinya.
Berbicara mengenai seks di kalangan remaja, banyak yang mengatakan kalau remaja tersebut mendapatkan pendidikan seks bukan dari orang tuanya sendiri, melainkan dari dunia luar. Sebab kurang terbukanya orangtua dalam berdiskusi masalah seks membuat para remaja mencari informasi sendiri. Salah satu sumber utama remaja mendapatkan pengetahuan mengenai seks adalah dari temannya sendiri.
“Fakta bahwa orangtua tidak pernah membicarakan atau berdiskusi tentang pendidikan seksual pada anak-anaknya menjadi perhatian besar,” kata Jenderal Tewordros Melesse, Direktur International Planned Parenthood Federation.
Penelitian yang dilakukan pada 7.662 remaja yang berusia 16 sampai 24 tahun menemukan fakta bahwa 38 persen dari remaja tersebut memilih teman sebagai sumber informasi utama yang berkaitan dengan pendidikan seks.
“Remaja membutuhkan sumber yang dapat diandalkan yang berkaitan dengan pendidikan seks,” kata Melesse menambahkan.
Lalu, 19 persen remaja belajar tentang seks melalui televisi dan video, 18 persen melalui sekolah, 14 perseb melalui internet dan hanya 4 persen mendapatkan informasi soal seks ini dari orang tuanya.
Melesse pun menambahkan, “Kami benar-benar membutuhkan keluarga untuk mengajari anak-anaknya soal seks, kesehatan seksual dan perilaku-perilaku yang bertanggung jawab. Yang kami takutkan adalah apabila orang tua tidak tidak mengajari seks ke anak-anaknya dapat meningkatkan risiko anak-anaknya berbuat sesuatu yang tidak diinginkan yang berkaitan dengan seks bebas
Tiada ulasan:
Catat Ulasan