Jumaat, 15 April 2011

ANGKOR WAT

Langsung ke: navigasi, cari Angkor* Situs Warisan Dunia UNESCO Negara Peserta Kamboja Tipe Budaya Kriteria i, ii, iii, iv Referensi 668 Wilayah† Asia-Pasifik Sejarah prasasti Prasasti resmi 1992 (Sesi 16) Terancam 1992-2004 * Nama resmi dalam Daftar Warisan Dunia.Menurut klasifikasi resmi UNESCO. Angkor adalah ibu kota Kerajaan Khmer dalam periode lama dari abad ke-9 sampai abad ke-15 Masehi. Istilah Angkor berasal dari bahasa Sansekerta nagara (नगर), yang berarti "negara".[1] Periode Angkor dimulai pada tahun 802 ketika raja Hindu Khmer Jayawarman II menobatkan dirinya sebagai "penguasa jagat" dan "dewa-raja", dan periode ini berlangsung hingga 1431, ketika Ayutthaya menyerbu ibu kota Khmer, dan mendesak rakyatnya mengungsi ke selatan ke kawasan Phnom Penh. Reruntuhan Angkor terletak di hutan dan tanah perladangan yang membentang antara Danau Besar Tonle Sap di selatan dan perbukitan Kulen di utara. Situs ini terletak dekat kota Siem Reap (13°24′LU, 103°51′BT), Kamboja sekarang ini, dan merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO. Kuil-kuil di Angkor Wat, sekarang sebagian besar telah dipugar, merupakan bagian dari contoh arsitektur Khmer. Jumlah pengunjung tempat ini sekitar satu juta per tahun. Angkor dilihat dari angkasa. Pada tahun 2007, sebuah tim internasional dengan menggunakan pencitraan satelit menyimpulkan bahwa Angkor adalah kota pra-industri terbesar di dunia, dengan sistem infrastruktur rumit yang menghubungkan kawasan permukiman seluas 1000 kilometer persegi hingga ke pusat kota tempat berdirinya kuil-kuilnya yang agung.[2] Kota pra-industri terbesar lainnya adalah kota Tikal di Guatemala, yang berukuran antara 100 dan 150 kilometer persegi.[3] Meskipun perkiraan jumlah penduduk kota Angkor masih menjadi subyek penelitian dan topik perdebatan, penelitian terbaru menunjukkan bahwa sistem pertanian Angkor yang efisien dapat menopang kebutuhan pangan hingga satu juta jiwa penduduk.[4] Daftar isi[sembunyikan] 1 Tinjauan Sejarah 1.1 Pusat Kemaharajaan Khmer 1.2 Pembangunan Angkor Wat 2 Situs arkeologi 3 Istilah 4 Catatan kaki 5 Referensi 6 Pranala luar [sunting] Tinjauan Sejarah Peta kawasan Angkor [sunting] Pusat Kemaharajaan Khmer Periode Angkor dimulai tidak lama setelah tahun 800 M, ketika raja Khmer Jayawarman II mengumumkan kemerdekaan Kambujadesa (Kamboja) dari Jawa dan membangun ibu kota baru di Hariharalaya (kini Roluos) pada ujung utara danau Tonle Sap. Dengan melancarkan ekspedisi militer, persekutuan, perkawinan dan penganugerahan lahan, ia berhasil mempersatukan negara yang berbatasan dengan China (di utara), Champa (kini Vietnam tengah, di timur), lautan (di selatan) dan kawasan yang disebutkan berdasarkan prasasti sebagai "tanah kapulaga dan mangga" (di barat). Pada tahun 802, Jayavarman menyatakan status barunya sebagai "penguasa jagat" (chakrawartin), kemudian mengkaitkan dirinya dengan pemujaan terhadap Shiwa yang ditiru oleh raja-raja penerusnya, dengan mengambil gelar "dewa-raja".[5] Sebelum era Jayavarman, Kamboja terdiri atas beberapa kerajaan merdeka yang secara kesatuan disebut oleh bangsa China dengan sebutan negara Funan dan Chenla.[6] Pada 889 M, Raja Yasowarman I naik takhta.[7] Raja agung ini terkenal sebagai pembangun yang hebat. Dekat ibu kota lama Hariharalaya, Yasowarman cmembangun kota baru yang disebut Yasodharapura. Sesuai tradisi pendahulunya, ia membangun kolam penampungan air yang besar yang disebut baray. Makna pembangunan reservoir atau penampungan air telah menjadi perdebatan bagi ilmuwan modern, beberapa menganggapnya sebagai infrastruktur irigasi pertanian padi, sementara pihak lainnya memandang kolam besar ini sebagai simbol keagamaan yang melambangkan samudra besar dalam mitologi Hindu yang mengelilingi gunung Mahameru, tempat bersemayam para dewa. Gunung itu dilambangkan dengan candi yang menjulang tinggi, di mana sang "dewa-raja" dilambangkan dengan sebuah lingga.[8] Berdasarkan simbolisme semesta ini, Yasowarman membangun kuilnya di sebuah bukit yang disebut Phnom Bakheng, yang dikelilingi parit yang airnya dialirkan dari baray. Ia juga membangun beberapa kuil Hindu dan asrama sebagai tempat kediaman pertapa brahmana.[9] Selama lebih dari 300 tahun, kurun 900 sampai 1200, Kemaharajaan Khmer membangun mahakarya arsitektur dunia di kawasan Angkor. Kebanyakan bangunan ini memenuhi kawasan yang membujur seluas 24 kilometer timur ke barat, dan 8 kilometer utara ke selatan, meskipun Taman Purbakala Angkor juga mencakup situs yang lebih jauh seperti Kbal Spean yang terletak sekitar 48 kilometer ke utara. Sekitar 72 candi utama dan bangunan lainnya terdapat di kawasan ini, termasuk kuil-kuil kecil yang terpencar lebih jauh. Karena tersebar luas, datarannya yang rendah, dan pola permukiman bangsa Khmer, Angkor tidak memiliki batas formal yang jelas, maka luas persisnya sulit diperkirakan.. Meskipun demikian, kawasan spesifiknya sekitar 1.000 km². Dibalik kuil utama terdapat sistem infrastruktur yang rumit, termasuk jaringan jalan dan kanal yang menunjukkan keterkaitan tinggi dan integrasi antara daerah pinggir kota dengan pusat kota. Dalam hal luas spasial, Angkor menjadi kawasan urban gabungan terbesar sebelum era Revolusi Industri, dengan mudah melampaui kota Tikal dalam peradaban Maya.[2] Dalam hal luasan urban, Angkor bahkan mendekati ukuran kota modern Los Angeles, dan dikatakan berukuran 17 kali lipat lebih besar dari pulau Manhattan. [sunting] Pembangunan Angkor Wat Angkor Wat adalah salah satu candi utama di kawasan Angkor, dibangun antara tahun 1113 dan 1150 atas perintah raja Suryawarman II. Suryawarman naik takhta setelah berhasil mengalahkan pangeran saingannya. Sebuah prasasti menuliskan bahwa Suryawarman memenangi perang dengan cara melompat ke punggung gajah perang musuh sekaligus membunuh musuhnya, bagaikan Garuda membunuh ular naga.[10] Setelah mengkonsolidasikan posisi politiknya melalui berbagai serangan militer, diplomasi, dan administrasi domestik yang tegas, Suryawarman memulai pembangunan Angkor Wat sebagai candi pribadinya sekaligus kuil dan makam tempat ia dimuliakan. Ia memutus tradisi raja-raja Khmer sebelumnya yang lebih mengutamakan Shiwa dengan berpaling pada aliran Waisnawa seiring bangkitnya aliran yang lebih memuliakan Wishnu ini di India. Ia mempersembahkan candi ini untuk Wishnu dengan menyebutnya Vishnuloka, dan bukan kepada Shiwa. Dengan tembok hampir mencapai panjang 2,4 kilometer pada setiap sisinya, Angkor Wat dengan megahnya menggambarkan kosmologi Hindu, dengan menara utama melambangkan gunung Meru, tempat bersemayam para dewa; dinding luar melambangkan pegunungan yang melingkari dunia; parit besar melambangkan samudra luas. Tema tradisionalnya adalah mengidentifikasikan dewa-raja Kamboja dengan dewa Hindu, dan tempat tinggalnya adalah kerajaan langit (swargaloka) yang nampak dari segala perwujudan dan perlambang candi agung ini. Ukuran candi ini sendiri memiliki arti kosmologis yang melambangkan alam semesta.[11] Suryawarman memerintahkan dinding candi ini dihiasi bas relief yang selain menampilkan adegan dalam mitologi, juga adegan kehidupan sehari-harinya di istana kerajaan. Salah satu adegannya menggambarkan sang raja dalam ukuran besar tengah duduk dengan kaki bersilang di singgasana tinggi tengah memimpin rapat kerajaan, sementara dayang-dayang dan pengiringnya mengipasi dan memayunginya. [sunting] Situs arkeologi Kawasan Angkor dipenuhi banyak sekali situs arkeologi penting, diantaranya: Angkor Thom, Angkor Wat, Baksei Chamkrong, Banteay Kdei, Banteay Samré, Banteay Srei, Baphuon, Bayon, Chau Say Tevoda, Baray Timur, Mebon Timur, Kbal Spean, Khleangs, Krol Ko, Lolei, Neak Pean, Phimeanakas, Phnom Bakheng, Phnom Krom, Prasat Ak Yum, Prasat Kravan, Preah Khan, Preah Ko, Preah Palilay, Preah Pithu, Pre Rup, Spean Thma, Srah Srang, Ta Nei, Ta Prohm, Ta Som, Ta Keo, Teras Gajah, Teras Raja Lepra, Thommanon, Baray Barat, Mebon Barat. [sunting] Istilah Angkor istilah Khmer yang berarti "kota". Berasal dari istilah Sansekerta nagara. Banteay istilah Khmer yang berarti "benteng" or "fortress" that is also applied to walled temples. Baray berarti "kolam penampungan air" atau "reservoir". Eswara, atau Iswara, sebuah akhiran gelar yang merujuk pada dewa Shiwa. Gopura istilah dalam bahasa Sansekerta yang berarti "gapura" atau "gerbang". Jaya awalan yang berarti "jaya". Phnom istilah Khmer yang berarti "gunung". Prasat istilah Khmer yang berarti "menara". Berasal dari istilah Sansekerta prasada. Preah istilah Khmer yang berarti "Dewa" atau "Raja" dapat juga menjadi awalan yang berarti "suci". (Preah Khan berarti "pedang suci".) Srei istilah Khmer yang berarti "perempuan". (Banteay Srei berarti "benteng perempuan".) Ta istilah Khmer yang berarti "kakek" atau juga berarti "leluhur" (Ta Prohm berarti "Brahma Leluhur". Neak ta berarti "leluhur" atau "arwah leluhur".) Thom istilah Khmer yang berarti "besar". (Angkor Thom berarti "kota besar".) Warman adalah akhiran yang berarti "perisai" atau "pelindung". (Suryawarman berarti "dilindungi oleh Surya, dewa matahari".) Wat istilah Khmer yang berarti, berasal dari bahasa Sansekerta vattaram, berarti kuil (Buddha). (Angkor Wat berarti "kuil kota".)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan


















KETURUNAN SIAM MALAYSIA.

Walaupun saya sebagai rakyat malaysia yang berketurunan siam malaysia,saya tetap bangga saya adalah thai malaysia.Pada setiap tahun saya akan sambut perayaan di thailand iaitu hari kebesaraan raja thai serta saya memasang bendera kebangsaan gajah putih.

LinkWithin