Khamis, 14 April 2011

NABI ISA AL MASIHI

Dalam Injil (Perjanjian Baru pada Bible) diberitakan tentang penyaliban, kematian dan kebangkitan Hazrat Isa (Yesus) yakni dalam Kitab Matius 27:32, 28:8, Kisah Para Rasul 2:22-24 dan Roma 5:6-8. Lagipula ada fakta lain yang mendukung kejadian tersebut yang telah merubah dunia. Ramalan dalam Taurat memprediksi kejadian-kejadian dalam kurun waktu ratusan tahun sebelum digenapi "Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya; ...Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup; ...Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya. Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya,Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas..." (Yesaya 53:5, 8-11, lihat juga Mazmur 22) Pengkritik mengatakan: Tetapi Yesus tidak pernah disebutkan nama-Nya dalam Taurat. Kenapa orang Kristen mengatakan Dia telah diramalkan dalam Taurat? Benar bahwa kita tidak menemukan nama "Yesus" secara harfiah dalam Taurat, namun sama benarnya bahwa kita menemukan banyak ramalan di dalamnya yang berbicara tentang seseorang yang datang untuk mati bagi dosa kita dan dibangkitkan untuk hidup kembali! (misalnya Yesaya 53:5-11, Mazmur 22, dst). Karena hanya Yesus yang telah memenuhi ramalan-ramalan tersebut secara terperinci, maka jelas yang dimaksud adalah Yesus! Dia sendiri juga mengakui fakta ini! (Bandingkan Lukas 7:18-23 dengan Yesaya 35:1-6, Lukas 24:44-47) What are some of the prophecies that Hazrat Isa fulfilled? (in English) Selain itu, kitab Daniel dalam Perjanjian Lama yang temanya tentang kuasa Allah dalam sejarah dunia, mengemukakan dua penjelasan tentang penguasa dunia yang kekal dan terakhir. Yang pertama yaitu "anak manusia" (7:13-14), suatu pernyataan yang paling sering digunakan Yesus ketika Dia berbicara tentang diri-Nya (Matius 8:20; 9:6; 11:19; 12:8, 32, 40 dsb). Yang kedua yaitu kata Ibrani "Mesias", yang berarti "Raja Penyelamat" (9:25-27), suatu panggilan yang secara eksklusif diberikan kepada Yesus, baik dalam Alkitab/Bible (Yoh 1:41, 4:25) dan dalam Al Qur'an (Surah 3, Ali 'Imran, ayat 45). Sebutan khusus ini dengan mana Yesus dikenal dalam Injil/Gospel juga ditemukan dalam Taurat! Selanjutnya, Nabi Mika meramalkan dengan tepat kota dimana Sang Penyelamat akan lahir dan menguraikan sifat-Nya yang kekal dengan berkata "Dari Betlehem akan datang seorang yang akan memerintah di Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, dari yang kekal." Allah bahkan menyatakan bahwa Penyelamat yang akan datang berasal dari keturunan Daud. Melalui tulisan Nabi Maleaki, Tuhan menjelaskan seorang pembawa pesan khusus (a special messenger) yang akan mengumumkan kedatangan Penyelamat dan menyiapkan orang menyambut-Nya. [Lihat "God's Story: From Creation to Eternity" (Cerita tentang Allah: dari Penciptaan sampai Kekekalan")] Yesus sendiri mengatakan tentang kematian dan kebangkitanNya. "Ia (Yesus) berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur." Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. (Lukas 24:44-47) H.M. Baagil memberi argumen dalam buku kecilnya Dialog Kristen Muslim (hal. 28), "Istilah penderitaan sering dilebihkan maknanya dalam Alkitab/Bible, dan disebut "maut" sebagaimana dikatakan Paulus (1 Korintus 15:31): "...tiap-tiap hari aku berhadapan dengan maut" (yang dimaksud adalah tiap-tiap hari aku menderita) Apa yang diungkapkan-Nya sendiri merupakan pernyataan yang dilebihkan karena kata "maut atau mati" paling sering digunakan secara harfiah. Hanya dalam sedikit kasus kata tersebut sinonim dengan kata menderita. Dalam semua bagian, penggunaannya dengan mudah ditentukan oleh konteksnya. Dengan melihatnya, pembaca akan mengerti sendiri bahwa dalam kasus Yesus, jelas diartikan secara harfiah dan dalam kasus Paulus, kata itu dimaksudkan sebagai simbol. Namun demikian, kata "membunuh" yang muncul pada ayat berikutnya dan dengan jelas dibedakan dari kata menderita selalu digunakan secara harfiah dalam Alkitab/Bible! "Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga." (Matius 16:21) Kebangkitan:Enam Keberatan (offsite links) Kebangkitan Kristus adalah mitos, bukan sejarah Cerita tentang Kebangkitan penuh dengan kontroversi Mujizat tidak mungkin terjadi (in English) TubuhNya dicuri Yesus hanya pingsan kemudian pulih dari luka-lukaNya Saksi mata hanya "lihat begitu saja" (in English) Kematian Yesus dan sesudahnya terlihat hidup yang dibuktikan oleh saksi mata Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya. ...Dan orang yang melihat hal itu sendiri yang memberikan kesaksian ini dan kesaksiannya benar, dan ia tahu, bahwa ia mengatakan kebenaran, supaya kamu juga percaya." (Yoh 19:30, 35) "...bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal. (1 Korintus 15:5, 6) Kebanyakan sejarawan yang anti, mencatat kehidupan dan kematian Yesus sebagai fakta sejarah Mereka adalah Pliny, Cornelius Tacitus, Thallus dan khususnya Josephus, seorang jendral Yahudi yang mengalahkan Roma dan menulis sejarah Yahudi untuk mereka: "Sekarang pada masa seperti ini, ada Yesus, seorang yang bijaksana, jika layak memanggilnya "seorang" karena dia melakukan pekerjaan-pekerjaan yang mengagumkan, guru dari orang-orang yang menerima kebenaran dengan kebahagiaan. Banyak orang Yahudi dan bangsa-bangsa lain menjadi pengikutnya. Dialah adalah Kristus (Mesias) Antiquitates indaicae Vol.18,III:3) --> Orang Kristen mengatakan bahwa Yesus adalah Allah, tetapi bagaimana mungkin Allah mati, makan, tidur, dst? Jawabannya terdapat dalam Filipi 2:6-7: "(Yesus), yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. God revealed Himself in Jesus as perfect man. As such he was given birth by his earthly mother Mary, he had a normal human body, and therefore, he naturally felt hungry, weary and could be put to death on a cross--but in his human nature only. In his humanity he could also make statements like, --> "Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri..." (Yohanes 5:30) "...Bapa lebih besar dari pada Aku." (Yohanes 14:28) Dengan kata lain, Yesus memiliki dua hakekat; Dia manusia secara utuh dan Allah secara utuh! Allah tidak terbatas dalam keberadaan-Nya, namun oleh pilihan-Nya, Dia dapat memanifestasikan dirinya dalam cara yang terbatas untuk kebaikan manusia. Ini jugalah yang Dia lakukan ketika Dia berbicara kepada Musa dari semak belukar (Keluaran 3:4), Surah 28, Al Qasas, ayat 30). Tidak ada yang mustahil bagi Allah! Manifestasi dari matahari pada manusia terjadi melalui refleksi kecil pada retina mata. Bayangan ini memperlihatkan seluruh matahari sedangkan matahari sendiri tetap. Dalam cara yang sama Yesus memperlihatkan Allah sedangkan Allah tetap sama adanya. Pada saat kebangkitan orang mati, mereka akan memiliki tubuh rohani. Yesus muncul kepada murid-murid-Nya setelah kebangkitan tubuh alamiah-Nya Ahmed Deedat memberi komentar bahwa Yesus Kristus menolak diri-Nya mati di kayu salib dengan menunjukkan pada murid-murid-Nya bahwa Dia bukan hantu (Lukas 24:36-47). Deedat menunjuk pada 1 Korintus 15:35-44 dan menjelaskan setiap orang akan menerima tubuh spiritual ketika bangkit dari mati. Dengan kata lain orang tersebut tidak lagi memiliki daging dan tulang sebagaimana Yesus memilikinya. Deedat meneruskan: karena Yesus menolak diri-Nya sebagai hantu yang memiliki tubuh spiritual, berarti Yesus juga menolak bahwa Dia mati. (lihat Video berjudul, "Crucifixtion, Fact or Fiction?" (Kebangkitan, Fakta atau Fiksi?), yang mempertunjukkan debat antara Ahmed Deedat dengan Dr. Robert Douglas). Sebagaimana Dr.Douglas telah mengatakan dengan sangat jelas dalam debat tersebut, kata "spiritual" punya arti yang berbeda (Galatia 6:1), tergantung kepada konteks dari kalimatnya. Dalam 1 Korintus 15:35-44, yang oleh Ahmed Deedat digunakan sebagai acuan, menjelaskan kebangkitan umat manusia secara umum pada hari penghakiman. Ibrani 9:27 juga berbicara tentang hari penghakiman dengan mengatakan bahwa manusia harus mati sekali. Deedat mengutip bagian pertama dari ayat ini diluar konteks yang membawanya pada kesimpulan yang salah bahwa Lazarus tidak mati tapi hanya pingsan. Akan tetapi, teksnya (Yoh 11:17-44) mengatakan dengan tidak salah bahwa Lazarus telah berada dalam kubur selama empat hari! Dalam empat kesempatan lain (Lukas 7:11-15), Matius 9:18-26), Kisah Para Rasul 9:37-42; 20:9-12) berkata dengan sama jelasnya bahwa orang yang mengalami kebangkitan tubuh telah mati sebelumnya. Dalam semua kejadian tersebut, mujizat yang terjadi telah menyimpang dari realita kejadian yang biasanya. Umumnya, kebangkitan hanya terjadi satu kali dan orang tersebut akan menerima tubuh spiritual, tapi dalam kasus diatas, kejadiannya adalah sebelum hari penghakiman dan kebangkitannya adalah dengan tubuh secara fisik yang orang akan percaya bahwa Yesus adalah Tuhan! Sebagai suatu tanda ajaib (Matius 12:38-39), Dia bangkit dari ubur dalam kedua cara yang diuraikan diatas. Tubuhnya yang dibangkitkan memiliki daging dan tulang juga (Lukas 24:39), tapi selain itu Yesus juga dapat berjalan menembus pintu yang terkunci (Yohanes 20:26)! Pemikiran ini sesuai dengan pandangan umum, "bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. (1 Korintus 15:3-5) Seperti Yunus, Yesus tidak mati. Argumen mereka didasarkan pada ayat-ayat berikut ini: Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus: "Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu." Tetapi jawab-Nya kepada mereka: "Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam. Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus! (Matius 12:38-41) Bagaimana Yunus bisa selamat selama tiga hari dalam perut seekor "ikan paus"? (offsite) Dalam bagian ini, Yesus menunjuk pada kematian-Nya di kayu salib dan kebangkitan-Nya pada hari yang ketiga. Kata-kata "tiga hari dan tiga malam" menunjuk pada kebiasaan Yahudi menghitung waktu yang mempunyai arti yang sama ketika orang Eropa berkata "tiga hari". Menurut Talmud, suatu komentar Yahudi pada Mishna (aturan tertulis tentang kehidupan masyarakat Yahudi), setiap bagian dari hari dihitung satu hari penuh. Karena Yesus lahir dalam budaya komunitas Yahudi, perkataan-Nya perlu dimengerti dalam konteks pengertian Yahudi. Yesus mati pada Jumat petang (Matius 27:45, dihitung sebagai hari ke1), berada dalam kubur sepanjang Sabtu (Matius 27:62, dihitung sebagai hari ke2) dan bangkit dari kematian pada hari Minggu pagi (Matius 28:1, dihitung sebagai hari ke 3). Cara penghitungan seperti ini, bagian hari dihitung sebagai satu hari penuh ditemukan dalam bagian lain dari Alkitab: "...'Tuan', kami ingat, bahwa si penyesat itu sewaktu hidup-Nya berkata: Sesudah tiga hari Aku akan bangkit. Karena itu perintahkanlah untuk menjaga kubur itu sampai hari yang ketiga...' " (Matius 27:63-64) Disini kita melihat bahwa kata-kata "tiga hari" dan "sampai hari ketiga" digunakan secara bergantian karena memiliki arti yang sama! Contoh lain bisa dilihat pada Kejadian 42:17-20 ketika Jusuf memasukkan saudara-saudaranya dalam kurungan "selama tiga hari" dan melepaskan semuanya kecuali satu "pada hari ketiga". Kedua perkataan ini digunakan saling ganti karena menyatakan kebenaran yang sama. Kata-kata "tiga hari dan tiga malam" dimana seorang Mesir tidak makan maupun minum dalam 1 Samuel 30:12 dijelaskan dalam ayat 13 samadengan "tiga hari". Dalam Ester 4:16, seorang Yahudi, termasuk Ester memutuskan untuk berpuasa selama "tiga hari, malam dan siang". Bab 5:1-6 memperjelas bahwa mereka buka puasa "pada hari ketiga" karena itulah yang sebenarnya dimaksud dengan "tiga hari dan tiga malam"! Ketika Yesus berkata tentang kematian-Nya dikayu salib dan kebangkitan-Nya seperti pada Yunus, Yesus hendak mengatakan kebenaran utama berikut ini: Dengan cara yang sama seperti Yunus dipulihkan dari apa yang umumnya dialami seseorang menuju kematian (ditelan ikan raksasa selama tiga hari) Yesus juga akan bangkit setelah tiga hari dari keadaan yang lazimnya tidak seorangpun bisa selamat, yaitu kematian! Yesus menyamakan apa yang akan terjadi pada-Nya dengan cerita Yunus yang juga berkaitan dengan faktor waktu yakni tiga hari. Karena kita seharusnya tidak menangkap segala sesuatunya secara harfiah pada situasi yang satu dengan situasi yang lain, fakta bahwa Yunus hidup dalam perut ikan tidak dapat dikatakan sebagai bukti bahwa Yesus harus juga hidup dalam penyaliban yang dialami-Nya. Argumen cara ini akan membawa kita kepada masalah besar karena kita akan coba terapkan bagian lain dari cerita Yunus pada apa yang terjadi pada Yesus. Hal ini tidak mungkin karena Yunus tidak mematuhi Allah, sedangkan Yesus sebaliknya, Yunus ditelan ikan besar, sedangkan Yesus tidak, dst. Cara yang sama seperti ini menggunakan perbandingan untuk menjelaskan satu kebenaran utama dapat dilihat dalam bagian lain dari Alkitab: "Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia." (Matius 24:27) Apa yang dialami Yunus harus dipelajari dalam konteks yang luas. Disamping itu banyak ayat denga jelas menyebutkan kematian dan kebangkitan Yesus seperti pada Yohanes 2 ayat 18-22: Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: "Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?" Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?" Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri. Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan merekapun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus. (Yohanes 2:18-22) Disini, Yesus kembali ditanya tentang tanda ajaib dan Dia mengulangi bahwa mereka akan melihatnya pada kebangkitan-Nya dari kematian setelah tiga hari! Namun kali ini Dia jelas menyebut bahwa mereka akan merusak bait Allah yang berarti mereka akan membunuh-Nya! Bukannya tidak biasanya Yesus menyatakan kebenaran seperti ini (seperti yang dialami Yunus) namun dalam cara yang berbeda dengan penekanan yang sedikit lain (tentang kematian-Nya ditekankan juga disini). Contoh lain tentang metode pengajaran seperti ini, baca Matius 13:24-30 dan bandingkan dengan ayat-ayat pada 47-50 atau 13:44-46. Doa Yesus di Taman Getsemane untuk pelepasan dari kayu salib mendapat jawaban Apakah Yesus berkeringat darah? (offsite) Dr. Hasan M. Baagil mengembangkan kasusnya semata-mata pada dua bagian: "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku (Yesus); tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi." Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya. Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah. (Lukas 22:42-44) Yesus hendak masuk pada pengalaman paling menakutkan yang tidak ada presedennya dalam sejarah umat manusia! Dinyatakan dengan kata-kata berikut ini: "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah." (2 Korintus 5:21) Pembaca bisa berhenti sebentar dan mencoba memahami arti yang mendalam dari ayat ini. - ........... Yesus yang tanpa dosa menanggung seluruh seluruh pemberontakan kita masa lalu dan masa depan dan ditimpakan pada-Nya untuk menerima hukuman yang seharusnya kita alami, yaitu kematian! Jauh lebih buruk dari derita fisik oleh penyaliban itu ialah penderitaan emosi dan rohani berupa perpisahan sama sekali dari Dia yang adalah sumber dari kehidupan! Bagaimana Yesus mati? (offsite, in English) Dalam kejadian dramatis seperti itu sang waktu berhenti keberadaannya. Kematian menjadi sinonim dengan kekekalan bagi orang yang mengalami hubungan yang tidak terputus pada tingkat paling dalam dengan Allah Maha Besar. Keringat Yesus bagaikan kucuran darah jatuh ke tanah. Hal ini seperti hermatidrosis, percampuran darah dan keringat seperti dalam kasus penderitaan yang ekstrim, ketegangan atau sensivitas (lihat NIV Study Bible, Zondervan Publishers, USA, 1985, catatan kaki). Seorang malaikat datang memberi kekuatan padaNya. Semua kejadianini menunjukkan skenario penderitaan yang tak tertahankan yang tak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Inilah makna sesungguhnya dari cawan yang diserahkan pada Yesus oleh Bapa dengan penekanan oleh Yesus bukan kehendak-Nya yang jadi melainkan kehendak Allah. Sebagai perbandingan kematian fisik yang sebenarnya merupakan hal terkecil dan bukan yang paling penting sebagaimana kesan yang diberikan oleh H.M. Baagil (Lihat "Christian Muslim Dialogue" hal. 28) Permintaan Yesus yang bersifat manusiawi ini menunjukkan bahwa Dia benar menjadi manusia seperti kita. Bahwa Dia tidak berdosa yang berbeda dengan kita terlihat jelas ketika Dia memohon kepada Bapa yang tercakup dalam kata-kata, "...bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi." Keinginan seperti ini tidaklah dosa selama disampaikan ke hadapan Allah Seandainya Yesus merasa sangat concern untuk menghindari kematian-Nya secara fisik, Dia akan menjadi lebih rendah dari banyak orang suci pemberani pada zaman sebelum dan sesudah-Nya. "Mereka dilempari, digergaji, dibunuh dengan pedang; mereka mengembara dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing sambil menderita kekurangan, kesesakan dan siksaan." (Ibrani 11:37) Tentunya tidak demikian! Ketika Yesus berbicara kepada Yakobus dan Yohanes, anak Zebedeus, dia berkata: "...Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?" Kata mereka kepada-Nya: "Kami dapat." Yesus berkata kepada mereka: "Cawan-Ku memang akan kamu minum..."(Matius 20:22-23) Ini adalah alasan lain kenapa cawan yang disebutkan diatas tidak dapat dikaitkan semata-mata pada kematian fisik yang dialami Yesus. Yakobus kemudian mati secara martir (lihat Kisah Para Rasul 12:22). Tidak demikian halnya dengan Yohanes, dia dibuang ke Patmos (Wahyu 1:9) dan mengalami kematian secara wajar. Persamaan yang dialami keduanya dibandingkan dengan Yesus bukan pada kematian secara fisik tapi penderitaan secara rohani dan emosional demi Allah. Semasa kehidupan Yesus di dunia, Dia mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya, Ia telah didengarkan (Ibrani 5:7) H.M. Baagil menafsirkan kata-kata ini dan mengartikan bahwa Yesus telah diselamatkan dari kematian fisik di kayu salib sebagai jawaban terhadap doa-Nya. Kenneth S. Wuest, seorang Yunani yang ahli dalam Perjanjian Baru (New Testament) menulis mengenai Ibrani 5:7: "Ada dua kata dalam bahasa Yunani yang artinya "dari", "apo" yang berarti "dari pinggir,"(from the edge of) dan "ek" yang berarti "keluar dari dalam"(out from within). Arti kedualah yang digunakan dalam hal ini. Mesias berdoa untuk diselamatkan keluar dari dalam kematian. Seandainya penulis terilhami dan menggunakan kata "apo", dia telah akan mengatakan Tuhan kita berdoa agar diselamatkan dari kematian secara fisik. Tidak pernah dalam hidupNya Yesus berdoa seperti itu." (Wuest's Word Studies, Eerdmans Publishing Company, Michigan, 1992, hal.101) Doa-Nya tentu saja dijawab! Yesus diselamatkan keluar dari dalam kematian melalui kebangkitan-Nya! Ibrani 5:7 menunjuk secara khusus pada doa Yesus ketika berada di kayu salib. Misalnya Dia berkata: "Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" (Markus 15:34) adalah awal dari permohonan-Nya seperti pada Mazmur 22 yang berakhir dengan ucapan syukur atas doa yang dijawab! Yesus tidak mati dikayu salib Dia hanya pingsan. Apakah Yesus hanya pingsan dan kemudian pulih dari luka-luka-Nya? (offsite) Muslim seperti Ahmad Deedat (lihat "Crucifixion or Crucifiction?"/Penyaliban atau Salib fiksi), H.M Bageel (lihat "Christian Muslim Dialogue"/Dialog Kristen Muslim) dan Ahmadiyyas memberi arti baru pada sejumlah ayat Alkitab/Bible tentang kematian dan kebangkitan. Mereka hendak meyakinkan para pembacanya bahwa Yesus selamat dari penyaliban karena Dia hanya pingsan dan kemudian ketika kedinginan dalam kubur, Dia siuman. Dengan mengatakan seperti itu mereka sebenarnya mengkonfirmasi bahwa Yesus telah disalibkan kendati Surah 4, Al-Nisa, ayat 157 secara tradisional menafsirkan bahwa Yesus tidak disalibkan: ...padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya... (Al Qur'an, Surah 4 Al Nisa/An Nisaa, ayat 157) Mengutip perkataan dalam Al Qur'an "tidak (pula) menyalibnya" berarti Yesus tidak mati sebagai akibat dari penyaliban. Dengan kata lain disalibkan artinya dibunuh, jelas menjadi salah. Dalam Kisah Para Rasul 2:23 kita baca kata-kata "salibkan" (=memaku pada salib) dan "bunuh". Jika tidak demikian kenapa Petrus mendapat ilham dari Allah untuk menulis sbb: "Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka." Jika kata-kata "memaku pada salib" berarti sama dengan "mati" tidak akan ada perlunya satu dengan yang lain! Perajurit Romawi tidak mematahkan kaki Yesus yang bisa menyebabkan kematian-Nya. Tidakkah mereka ingin menyelamatkanNya karena Dia tidak berdosa? Jika Dia mati di kayu salib, darahNya akan membeku dan tidak memancar keluar dari tubuhNya ketika lambung-Nya ditikam. H.M Baagil dan yang lain merujuk argumen tersebut pada Yohanes 19:32-34. Agar pembaca memahami bagaimana mereka menyimpulkan issu ini menyimpang dari konteks sebenarnya, perlu dibaca ayat 31-37. "Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib-sebab Sabat itu adalah hari yang besar--maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan. Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air. Dan orang yang melihat hal itu sendiri yang memberikan kesaksian ini dan kesaksiannya benar, dan ia tahu, bahwa ia mengatakan kebenaran, supaya kamu juga percaya. Sebab hal itu terjadi, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci: "Tidak ada tulang-Nya yang akan dipatahkan." Dan ada pula nas yang mengatakan: "Mereka akan memandang kepada Dia yang telah mereka tikam.'" Ayat 33 menyatakan bahwa prajurit Romawi menemukan Yesus telah mati. Markus 13:33-37 mencatat bahwa Yesus mati sekitar jam 3 sore pada hari Jumat sore. TubuhNya diturunkan sebelum matahari terbenam (lihat Markus 15:42-47) yang biasanya terjadi sekitar jam 6 sore pada musim semi ketika penyaliban terjadi. Jadi ada sekitar dua jam berlalu setelah tubuh Yesus ditikam dengan tombak. Waktu sebanyak ini tidak cukup bagi darah orang mati untuk membeku. Kata Yunani yang disebut pada ayat 34 bahwa darah dan air mengalir, secara harfiah diterjemahkan sebagai "keluar". Ini menunjukkan bahwa lambung Yesus yang ditikam itu terjadi tidak lama setelah Yesus mati. Pada tahun 1986 jurnal yang terkenal di dunia "Journal of the American Medical Association" (Vol 255, No.11, hal 1455-1463, Maret 21) menerbitkan sebuah artikel berjudul, "Kematian fisik Yesus Kristus" (On the Physical Death of Jesus Christ) oleh William. D. Edwards, MD, seorang ahli patologi. William menulis sbb: "Mereka yang skeptis menerima keterangan Yohanes muncul dari kesulitan dalam menjelaskan ketepatan secara medis aliran darah dan air dari tubuh Yesus. Sebagian dari kesulitan ini didasarkan pada asumsi bahwa darah muncul lebih dulu, kemudian air. Akan tetapi zaman Yunani kuno, urutan kata-kata umumnya menunjukkan kepentingannya bukan oleh urutan waktunya. (Lihat "Robertson AT: A Grammar of the Greek New Testament in Light of Historical Research. Nashville, Tenn, Broadman Press, 1931, hal. 417-427). Dengan demikian kelihatannya Yohanes menekankan peranan darah yang lebih penting ketimbang kemunculannya yang lebih dulu dari air. Dengan demikian, air tersebut barangkali menggambarkan cairan pleural dan pericardial dan akan telah mendahului aliran darah dan lebih kecil jumlahnya dibanding dengan darah. Barangkali dalam pembentukan hypovolemia dan kegagalan jantung yang akut, effusi pleural dan pericardial bisa terjadi dan menambah volume air yang ada. Sebaliknya, darah bisa berasal dari atrium kanan atau ventricle kanan atau mungkin dari hemopericardium..Karenanya, tafsiran berdasarkan asumsi bahwa Yesus tidak mati di kayu salib kelihatannya bertentangan dengan pengetahuan medis modern." (Hal. 1462-1463)...Kematian utamanya disebabkan oleh shock hypovolemic dan sesak napas oleh kelelahan. Kematian Yesus diyakinkan oleh tikaman prajurit kelambung-Nya. Tafsiran medis modern atas bukti historis menunjukkan bahwa Yesus telah mati ketika diturunkan dari kayu salib." (Hl. 1455) Pengajaran bahwa Yesus mati di kayu salib untuk dosa-dosa kita bertentangan dengan Hosea 6:6 dimana Allah berkata: "Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran." Tatkala dibaca dalam konteksnya, Hosea 6:6 dan semua bagian-bagian lain yang sama dengan itu (1 Samuel 15:22, Yesaya 1:11-17, Mika 6:8, Mazmur 4);6-9, Matius 9:13, 12:7) menunjukkan dengan jelas bahwa Allah tidak menentang kurban itu sendiri. Dia hanya menolak kurban yang diberikan oleh mereka yang tidak setia pada kehendak-Nya. Itu sama sekali tidak diterima-Nya. Itu seperti mereka yang pergi sembahyang ke mesjid pada hari Jum'at tapi dalam minggu itu mereka melakukan dosa. Allah tidak akan pernah senang dengan kunjungan mereka ke mesjid dalam situasi seprti ini. Yesus tak dapat mati oleh dosa orang karena setiap orang harus dihukum atas dosa-dosanya menurut Yehezkiel 18:4 "Sungguh, semua jiwa Aku punya! Baik jiwa ayah maupun jiwa anak Aku punya! Dan orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati." Benar bahwa setiap orang beratanggung jawab atas dosa-dosanya. Seorang yang berdosa tidak dapat menggantikan tempat orang lain yang berdosa dan minta Allah menghukum dirinya sebagai ganti ganti orang lain tersebut. Namun, Yesus adalah orang yang tidak berdosa yang dengan demikian dapat menanggung dosa kita dan dihukum sebagai ganti kita. Berbeda dari siapapun, Yesus tidak berdosa sejak dilahirkan. (Surah 19, Maryam, ayat 19, Ibrani 4:15). Kebenaran ini dikonfirmasikan oleh Hadits berikut ini: "Setan menyentuh semua anak pada lahirnya kecuali Yesus" (Bukhari, Volume 6 hal.54) Kenapa Yesus harus mati di kayu salib dan bangkit kembali? Kenapa Allah tidak mengambil tindakan yang mudah dengan mengampuni saja manusia ketika dia melakukan dosa? Barangkali ini adalah pertanyaan paling penting. Jika kita dapat memahami kenapa Yesus harus mati akan mudah juga bagi kita mempercayai Dia. Alkitab/Bible (Imamat 11:45) dan Al Qur'an (Surah 59, Al Hashr, ayat 23) mengatakan kepada kita bahwa Allah itu suci adanya. Artinya Dia terpisah sama sekali dari segala sesuatu yang tidak bersih, buruk dan hipokrit, dengan kata lain dari segala sesuatu yang mengandung dosa. Baik Alkitab/Bible (Yesaya 59:1-2) dan Al Qur'an (Surah 2, Albaqarah, ayat 35-36) mengatakan bahwa dosa memisahkan manusia dari Allah. Karena itu, dosa tidak sekedar kesalahan kecil akan tetapi sesuatu yang tak dapat ditolerir dalam pandangan Allah.! Alasan lain kenapa dosa harus ditanggapi serius adalah karena Allah itu adil (Ulangan 32:4, Surah 95, Al Tin, ayat 8). Dia menghukum setiap mereka yang salah dan memberi upah bagi mereka yang melakukan kebenaran. Namun Allah tidak menghukum semata-mata atas perbuatan baik dan jahat yang kita lakukan (Roma 3:23-24, Surah 35, Fatir, ayat 45). Dia sangat mengasihi kita (Yoh 3:16) sehingga oleh kemurahanNya, Dia memilih mengampuni dosa-dosa kita. Akan tetapi jika Dia mengampuni dosa kita tanpa hukuman maka pengampunan yang diberikan-Nya menjadi tidak adil.! Itulah sebabnya mengapa Allah menyatakan diri-Nya dalam diri Yesus dan mati di kayu salib untuk dosa-dosa kita. Dalam Yesus, Allah memenuhi persyaratan keadilan dan kasih-Nya! Yesus mati di kayu salib untuk menggantikan kita, untuk dosa-dosa kita. Dalam kitab Ulangan 21:23 dikatakan, setiap orang yang tergantung pada tiang kayu adalah orang berdosa dan terkutuk oleh Allah. Galatia 3:13 menguraikan bahwa Yesus, yang diri-Nya tidak berdosa menjadi kutuk karena kita dan menebus dosa kita. Setelah membayar hukuman atas dosa melalui kematian-Nya, Yesus bangkit lagi. Dengan demikian kematian dan kebangkitan Yesus menjadi sangat penting bagi orang Kristen! Ilustrasi berikut bisa membantu memahami hal itu: Suatu ketika ada seorang raja yang memerintah wilayah yang besar dan luas. Dia juga menjadi seorang hakim yang adil di kerajaannya. Dia menulis aturan/hukum yang harus dipatuhi setiap orang agar tercipta keadaan yang aman dan adil. Suatu hari anaknya sendiri, yang sangat dikasihinya melakukan kejahatan besar. Hukumannya jelas, pelaku seperti anaknya akan menghadapi hukuman berupa denda yang demikian besar yang walau bekerja seumur hidup tidak akan cukup membayarnya. Hakim yang adil itu tentu tidak bisa merubah hukum hanya karena yang bersalah adalah anaknya sendiri. Jika itu dilakukannya dia menjadi tidak adil dan memihak. Dia memutuskan bahwa anaknya juga bersalah, tapi tatkala dia memaklumkan hukuman, dia menawarkan diri membayar denda tersebut karena kasihnya pada anaknya itu. Dengan cara itu, dia tidak saja dapat memenuhi keadilan yang ditetapkannya tetapi juga memenuhi memenuhi perasaan kasih pada anaknya yang tidak setia itu. Dengan sedih anaknya menyesali kejahatannya dan dengan rendah hati menerima tawaran ayahnya. Kejadian ini merubah hidupnya sepenuhnya dan memutuskan untuk mengasihi dan melayani ayahnya selama-lamanya. Dengan melakukan ini tentu saja dia tidak pernah akan dapat membayar kembali denda hukuman yang besar itu. Tidak, dia merubah cara hidupnya untuk menunjukkan rasa terima kasihnya yang besar kepada ayahnya yang pengasih itu. Raja dalam ilustrasi ini adalah simbol Allah, kerajaan adalah dunia ini. Hukumnya adalah kitab suci, anak Raja adalah semua umat manusia dan kejahatan yang dilakukan anak Raja adalah dosa. Besarnya denda merupakan hukuman atas dosa yang tak terpisahkan dari Allah yang kudus. Raja yang menggantikan tempat anaknya dan membayar denda untuk anaknya menggambarkan apa yang telah dilakukan Allah kepada semua umat manusia dalam diri Yesus. Dia membayar hukuman dosa dengan mati di kayu salib untuk kita. Akhirnya, perubahan total yang terjadi dalam hidup anak Raja itu menggambarkan kehidupan baru seorang Kristen. Dengan iman melalui doa pengampunan dia menerima apa yang telah Yesus lakukan pada dirinya. Dia percaya bahwa Yesus mengambil hukuman atas dosa manusia. Hanya melalui rasa terima kasih dia mulai mengasihi dan melayani Allah, bukan karena dia merasa dia dapat meraih tempat di Surga dengan melakukan perbuatan baik. Apapun yang dilakukan oleh orang Kristen yang lahir baru akan dimotivasi oleh kasih kepada Orang yang telah menyelamatkannya dari hukuman yang mengerikan! Beberapa orang Muslim bisa menolak ilustrasi diatas dengan mengatakan bahwa atribut Allah atas keadilan dan pengampunan tidak dapat dipahami atau dimengerti, itu sama sekali berbeda dari konsep manusia. Benar bahwa atribut Allah berbeda dari kita, tetapi perbedaan itu hanya menyangkut kesempurnaannya daripada definisinya. Dalam pengertian karakteristik Allah yang sangat berbeda dari pemahaman kita, lalu nama-Nya yang sembilan puluh sembilan yang menjelaskan akan menjadi tidak berarti! Lagipula, Allah sendiri menggunakan ilustrasi sebagaimana tertulis dalam Al Qur'an: Surah 13, Ar-Ra'd, ayat 16-17 yang berkata: "Demikianlah Allah membuat perumpamaan..." (Lihat juga Surah 16, An Nahl, ayat 75-76) Seorang Muslim baru-baru ini bertanya: "Alkitab/Bible berkata bahwa Allah mengorbankan anak-Nya, akan tetapi kita juga membaca bahwa Yesus dibangkitkan kembali dan duduk disebelah kanan Allah. Bila Anda mengurbankan sesuatu, Anda tidak mengambilnya kembali 3 hari kemudian, apakah ini bukan kontradiksi?" Alasan kenapa Yesus, kurban yang sempurna itu dibangkitkan menjadi hidup kembali pada hari ketiga ditemukan pada kata "sempurna". Kurban binatang tidak sempurna, mereka menunjuk pada yang sempurna saja. Itulah sebabnya kenapa kurban binatang itu harus diberikan berulangkali. Itu juga yang menjadi alasan kenapa binatang-binatang itu tidak dibangkitkan untuk hidup kembali. Namun, Kristus, yang sempurna dan tidak berdosa hanya akan mati sekali. Karena Dia membayar hukuman atas dosa, yaitu kematian oleh kematian-Nya maka kematian atau maut itu tidak lagi menjadi sebuah realita! Itulah sebab yang tepat kenapa Allah membangkitkan Yesus kembali untuk hidup. Kebenaran ini dapat dibaca pada 1 Korintus 15:54-57: Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan." "Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?" Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita." Kematian yang datang oleh karena dosa dikalahkan oleh Yesus! Karena itu, Dia sebagai hasil yang pertama telah dibangkitkan menjadi hidup. Mereka yang percaya pada pengurbanan-Nya yang sempurna akan mengikuti contoh yang ditunjukkan-Nya pada saat mereka mati secara fisik. Ayat-ayat berikut ini kembali dikutip dari 1 Korintus 15 mengabarkan berita baik ini "Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus." (1 Korintus 15 ayat 20-22) Ayat-ayat berikut ini berbicara tentang kebenaran yang sama: "Yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita." (Roma 4:25) "Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia. Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah. Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus." (Roma 6:9-11) "Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya. Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran. Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia. Jadi bagaimana? Apakah kita akan berbuat dosa, karena kita tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia? Sekali-kali tidak! Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati, baik dalam dosa yang memimpin kamu kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang memimpin kamu kepada kebenaran?" (Roma 6:12-16) Wow! Betapa hebatnya berita ini! Bahwa Kristus dibangkitakan untuk hidup kembali setelah mati sebagai kurban untuk kita bukanlah kontradiksi. Oleh karena bagi-Nya kematian tidak ada lagi, tidak ada yang bisa menjadi kontradiksi atas diri-Nya yang dibangkitkan untuk hidup! Bolehkah saya sarankan agar Anda membaca ayat-ayat yang disebutkan dalam konteksnya yang luas dalam keseluruhan Injil. Saya yakin Anda akan diberkati karenanya. Anda dapat menghubungi kami jika Anda menginginkan kitab Injil secara gratis atau kursus korespondensi kita suci.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan


















KETURUNAN SIAM MALAYSIA.

Walaupun saya sebagai rakyat malaysia yang berketurunan siam malaysia,saya tetap bangga saya adalah thai malaysia.Pada setiap tahun saya akan sambut perayaan di thailand iaitu hari kebesaraan raja thai serta saya memasang bendera kebangsaan gajah putih.

LinkWithin