Hari ini saya mau menjelaskan bagaimana cara mandi
wajib yang benar menurut ajaram islam , sebelumnya juga saya kurang mengerti
tapi setelah saya baca dari berbagai buku refrensi dan search di
google sekarang saya sedikit paham , mari kita mulai dari definisinya dulu
DEFINISI MANDI WAJIB
Mandi
wajib sama halnya dengan mandi junub (mandi habis hubungan suami istri),
yaitu mandi yang perlu dilakukan oleh seorang muslim untuk membersihkan dirinya
dari hadas besar dengan melakukan rukun-rukunnya salah satunya adalah mandi
membasahi seluruh anggota badan , mandi wajib ini berlaku untuk wanita atau juga laki-laki
SEBAB ANDA PERLU
MANDI WAJIB
Melakukan hubungan suami istri (jimak) apabila
zakar (kemaluan laki-laki) dimasukkan ke dalam faraj (kemaluan perempuan) walaupun
tidak keluar air mani.-> berhubungan badan walaupun tanpa disertai keluarnya
mani.
Jika keluar air mani walaupun zakar
tidak dimasukkan ke dalam faraj. -> keluarnya mani yang disertai syahwat,
baik dalam keadaan tidur maupun terjaga.
Keluar air mani kerana bermimpi (wet
dream).
Mati melainkan mati syahid.
Keluar haid bagi perempuan . “Jika datang haid, maka tinggalkan solat. Dan jika telah lewat,
maka mandi dan Solatlah” (HR. Al Bukhari)
Keluar nifas (darah yang keluar mengiringi bayi
ketika perempuan bersalin).
Wiladah atau melahirkan anak.
Mati (dimandikan).
Masuk Islam bagi orang yang sebelumnya
kafir. Dari Qais bin Ashim, ia menceritakan bahawa ketika ia masuk Islam, Nabi
saw menyuruhnya mandi dengan air dan bidara (HR. At Tirmidzi dan Abu Dawud)
HUKUM MANDI WAJIB
Hukum
mandi wajib ini adalah wajib
RUKUN MANDI WAJIB ada 3 :
Niat ini hanya diucapkan di dalam hati
dan tidak perlu diucapkan secara lisan.
Menghilangkan kotoran dan najis pada badan
Bila ada najis pada tubuh, membasuhnya bisa berbarengan dengan mandi wajib. Artinya membersihkan najis boleh disatukan dengan mandi wajib.
Meratakan air ke seluruh anggota badan yang zahir (terlihat) termasuk semua lipatan badan.
Meliputi kulit, rambut dan bulu yang ada di badan, sama bulu-bulu yang jarang ataupun lebat.
Menghilangkan kotoran dan najis pada badan
Bila ada najis pada tubuh, membasuhnya bisa berbarengan dengan mandi wajib. Artinya membersihkan najis boleh disatukan dengan mandi wajib.
Meratakan air ke seluruh anggota badan yang zahir (terlihat) termasuk semua lipatan badan.
Meliputi kulit, rambut dan bulu yang ada di badan, sama bulu-bulu yang jarang ataupun lebat.
NIAT MANDI WAJIB
Niat mandi wajib
secara ringkasnya adalah “Sengaja aku mandi wajib kerana Allah Taala.” Lafaz niat yang lain “Nawaitul ghusla liraf’il hadatsil akbari
janabati fardlal lillaahi ta’aalaa” (Artinya: Sengaja aku mandi wajib untuk
menghilangkan hadas besar dan mandi wajib kerana Allah Taala). Niat yang
penting kita meniatkan karena Allah, tidak mesti diucapkan dalam bahasa Arab
kalau kita belum bisa.
Untuk perempuan yang mandi wajib kerana
hadas haid niat mandi wajibnya adalah “Sengaja aku
membersihkan hadas haidkerana Allah Taala.” Sedangkan untuk yang habis
nifas, niat mandi wajibnya ialah “Sengaja aku membersihkan hadas
nifas kerana Allah Taala”.
Niat mandi wajib hendaklah diucapkan
apabila mulai mengenakan air ke bagian anggota mandi.Bila
niat dilafalkan setelah seseorang telah membasuh anggota badannya, mandi
wajibnya tidak sah dan dia mesti mengulang kembali niatnya ketika memulai
membasuhkan air ke seluruh anggota badannya. Begitupun jika seseorang berniat
sebelum air sampai ke badan, niat itu juga tidak sah dan dia harus mengulang
kembali niatnya sambil membasuhkan air ke seluruh anggota badannya.
Orang yang tidak berniat mandi wajib
tidak memenuhi rukun mandi wajib dan dengan itu tidak boleh dikatakan telah
melakukan mandi wajib. Dia hanya
sekadar mengerjakan mandi biasadan masih
terikat dengan larangan yang dikenakan untuk orang yang berhadas besar.
TATA CARA MANDI WAJIB
SESUDAH HAID
Dalam pandangan agama Islam, haid
merupakan sesuatu yang najis dan akan menjadi penghalang para wanita dalam
melaksanakan ibadah sholat dan puasa. Oleh sebab itu maka setelah selesai haid
seorang wanita harus bersuci dengan cara yang lebih dikenal dengan sebutan
mandi wajib haid.
Aturan-aturan pelaksanaan dan tata cara mandi wajib setelah haid harus disesuaikan dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam, dan dalam hal ini dilaksanakan sesuai dengan yang diriwayatkan pada hadits oleh Muslim dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha bahwa Asma’ binti Syakal Radhiyallahu ‘Anha bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang mandi haidh, maka beliau bersabda:
"Salah seorang di antara kalian (wanita) mengambil air dan sidrahnya (daun pohon bidara, atau boleh juga digunakan pengganti sidr seperti: sabun dan semacamnya-pent) kemudian dia bersuci dan membaguskan bersucinya, kemudian dia menuangkan air di atas kepalanya lalu menggosok-gosokkannya dengan kuat sehingga air sampai pada kulit kepalanya, kemudian dia menyiramkan air ke seluruh badannya, lalu mengambil sepotong kain atau kapas yang diberi minyak wangi kasturi, kemudian dia bersuci dengannya. Maka Asma’ berkata: “Bagaimana aku bersuci dengannya?” Beliau bersabda: “Maha Suci Allah" maka ‘Aisyah berkata kepada Asma’: "Engkau mengikuti (mengusap) bekas darah (dengan kain/kapas itu)."
Dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha bahwa seorang wanita bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam tentang mandi dari haid. Maka beliau memerintahkannya tata cara bersuci, beliau bersabda:
“Hendaklah dia mengambil sepotong kapas atau kain
yang diberi minyak wangi kemudian bersucilah dengannya. Wanita itu berkata:
“Bagaimana caranya aku bersuci dengannya?” Beliau bersabda: “Maha Suci Allah
bersucilah!” Maka ‘Aisyah menarik wanita itu kemudian berkata: “Ikutilah
(usaplah) olehmu bekas darah itu dengannya(potongan kain/kapas).”(HR.
Muslim: 332)
An-Nawawi rahimahullah berkata
(1/628):
“Jumhur ulama berkata (bekas darah)
adalah farji (kemaluan).” Beliau berkata (1/627): “Diantara
sunah bagi wanita yang mandi dari haid adalah mengambil minyak wangi kemudian
menuangkan pada kapas, kain atau semacamnya, lalu memasukkannya ke dalam
farjinya setelah selesai mandi, hal ini disukai juga bagi wanita-wanita yang
nifas karena nifas adalah haid.” (Dinukil dari Jami’ Ahkaam
an-Nisaa’: 117 juz: 1).
Syaikh Mushthafa Al-’Adawy
berkata:
“Wajib bagi wanita untuk memastikan
sampainya air ke pangkal rambutnya pada waktu mandinya dari haidh baik dengan
menguraikan jalinan rambut atau tidak.Apabila air tidak dapat sampai pada
pangkal rambut kecuali dengan menguraikan jalinan rambut maka dia (wanita
tersebut) menguraikannya-bukan karena menguraikan jalinan rambut adalah
wajib-tetapi agar air dapat sampai ke pangkal rambutnya, Wallahu A’lam.” (Dinukil
dari Jami’ Ahkaam An-Nisaa’ hal: 121-122 juz: 1 cet: Daar
As-Sunah).
Dengan beberapa hadist tersebut, maka
beberapa hal yang wajib dilakukan oleh seorang wanita apabila telah bersih dari
haid adalah membersihkan seluruh anggota badan minimal dengan menyiramkan air
keseluruh badan sampai kepangkal rambut. Adapun tata cara mandi wajib haid
secara ringkas dapat dilakukan sebagai berikut:
Cara mandi wajib yang paling baik
adalah mengikuti cara yang diriwayatkan oleh Imam
At-Tirmizi.
1. Membaca bismillah sambil berniat
untuk membersihkan hadas besar .
2. Membasuh tangan sebanyak 3 kali.
3. Membasuh alat kelamin dari kotoran
dan najis.
4. Mengambil wuduk sebagaimana biasa
kecuali kaki. Kaki dibasuh setelah mandi nanti.
5. Membasuh keseluruhan rambut di
kepala.
6. Membasuh kepala berserta dengan
telinga sebanyak 3 kali dengan 3 kali menimba air.
7. Meratakan air ke seluruh tubuh di
sebelah lambung kanan dari atas sampai ke bawah.
8. Meratakan air ke seluruh tubuh di
sebelah lambung kiri dari atas sampai ke bawah.
9. Menggosok bagian-bagian yang sulit
seperti pusat, ketiak, lutut dan lain-lain supaya terkena air.
10. Membasuh kaki.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan