Oleh R Syarif Ario Dgs
Jika kita mau
menganalisa atau melakukan observasi terhadap tumbuhnya tanaman yang ada
di sekitar kita, kita akan sadar terhadap terjadinya hati kebangkitan.
Oleh karena itu, al-qur’an melukiskan bangkitnya manusia dari dalam
kubur seperti tumbuhnya tanaman, sebagaimana yang di jeaskan dalam surat
Qaaf ayat 11 yang artinya : “Dan kami hidupkan dengan air itu tanah
yang mati (kering). Serperti itulah terjadinya kebangkitan.”
Di dalam tafsir
Shawiy disebutkan bahwa keluarnya manusia dari kubur ini sama prosesnya
dengan tumbuhnya tanaman. Tanaman bisa tumbuh subur jika disiram dengan
air, begitu juga yang terjadi pada hari kebangkitan. Sebelum Allah
membangkitkan manusia dari dalam kuburnya, Allah menyirami permukaan
alam ini dengan menurunkan hujan, yang airnya seperti sperma.
Tatkala seluruh
makhluk telah mati semua, sehingga tidak ada satupun makhluk yang masih
hidup, baik yang ada di bumi maupun di langit, sebagaimana yang
dijelaskan dalam al-qur’an surat ar-Rahman ayat 26 dan 27 yang artinya :
“Semua yang ada di bumi itu akan mati. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu
yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.
Kemudian Allah
berfirman tiga kali dalam surat al-Mukmin ayat 160 yang artinya :
“Kepunyaan Siapakah kerajaan pada hari ini.” Maka tidak ada satupun
makhluk yang menjawabnya. Kemudian Allah swt berfirman untuk menjawab
diri-Nya sendiri dalam suraat al-Mukmin ayat 16 yang artinya : “Hanya
kepunyaan Allah Yang Maha Esa Lagi Maha Mengalahkan.”
Setelah itu
Allah swt berfirman : “Aku adalah Rajadiraja. Dimana para raja itu?, di
mana orang-orang yang sombong dan takabur?, di manakah orang yang
memakan rizqi-Ku dan menyembah selain aku?”
Dunia dalam
keadaan sepi kira-kira selama 40 tahun. Ketika Allah menghendaki untuk
menghidupkan kembali makhluk-Nya, maka Ia menciptakan sebuah lautan yang
ada di bawah Arasy, yang airnya seperti mani lelaki. Laut itu namanya
Laut Penghidupan. Dari laut tersebut terjadilah hujan di atas permukaan
dunia kira-kira selama 40 hari.
Sesudah itu,
tumbuhlah jasad-jasad manusia dari dalam bumi, sebagaimana tumbuhnya
kacang pada musim semi. Nabi Saw pernah bersabda: “Seluruh anggota tubuh
makhluk sudah hancur, kecuali tiga tulang. Maka tumbuhlah jasad atas
tulang-tulang tersebut, kemudian berkembanglah jasad-jasad itu dengan
seizin Allah.”
Allah
menghidupkan Israfil terlebih dahulu sebelum menghidupkan seluruh
makhluk. Lalu Allah memerintahkan kepada Israfil untuk meniup
sangkakala, dengan tiupan yang membangkitkan.
Tatkala meniup
sangkakala, Israfil berkata: “Wahai tulang-tulang yang sudah hancur dan
kulit-kulit yang sudah rusak, bangkitlah kalian semua untuk dihisab.”
Maka tampaklah para makhluk itu mengangkat kepalanya, sebagaimana orang
bangun dari tidurnya. Kemudian manusia-manusia yang telah dibangkitkan
dari kuburnya tadi mengucapkan “Aduh ... kerusakanku..”
Menurut hukum
alam, setiap tanaman itu akan tumbuh menurut jenis benih yang
ditanamnya. Jika yang ditanam itu benih padi maka akan tumbuh tanaman
padi, begitu seterusnya. Demikian pula yang terjadi pada hari
kebangkitan. Jika semasa hidupnya ia berlaku baik, taat kepada Allah dan
Rasul-Nya, maka pada saat hari kebangkitan ia akan menuai hasil dari
kebaikan yang pernah dijalankan sewaktu di dunia. Sebaliknya, jika
semasa hidupnya ia suka berlaku dzalim, berbuat durhaka kepada Allah dan
Rasul-Nya, mengkufuri Allah dan senang berbuat maksiat, maka pada saat
hari kebangkitan ia akan merasakan hasil dari kedzaliman dan kekufuran
yang pernah ia lakukan sewaktu di dunia tersebut.
Ketika seluruh
makhluk di bangkitkan dari dalam kuburnya maka keluarlah orang-orang
kafir dari kuburnya dalam keadaan tanpa alas kaki dan telanjang bulat.
Di dalam hadis
yang bersumber dari Mu’adz bin Jabal r.a, dimana ia menerima hadis
tersebut langsung dari Nabi saw, bahwasanya beliau pernah bersabda:
“Ketika terhadi hari kiamat, (yang disebut) sebagai hari kerugian dan
penyesalan, maka Allah swt mengumpulkan umatku dari dalam kuburnya
menjadi 12 golongan:
Golongan
Pertema, mereka dikumpulkan dari kuburnya dengan tidak memiliki tangan
dan kaki. Lalu ada seruan dari sisi Dzat Yang Maha Penyayang: “Mereka
ini adalah (Gambaran) orang-orang yang (suka) menyakiti tetangga. Tempat
tinggal mereka adalah neraka.”
Golongan Kedua,
mereka dikumpulkan dari dalam kuburnya dengan berbentuk binatang. Ada
yang mengatakan bahwa binatang tersebut adalah babi. Kemudia ada seruan
dari sisi Dzat Yang Maha
Penyayang:
“Mereka adalah orang-orang yang meremehkan shalat, mereka mati sebelum
bertaubat, maka inilah balasan untuk mereka. Tempat kembali mereka
adalah neraka.”
Golongan
Ketiga, mereka dikumpulkan dari kuburnya dalam keadaan perutnya
(membuncit) seperti gunung, yang dipenuhi oleh ular dan kalajengking,
mereka itu seperti keledai. Lalu ada seruan dari Dzat Yang Maha
Penyayang: “Mereka ini adalah orang-orang yang tidak mau membayar zakat,
mereka mati sebelum bertaubat, maka inilah pembalasan mereka, sedangkah
tempat mereka kembali adalah ke neraka.
Golongan
Keempat, mereka dikumpulkan dari kuburnya dengan mulunya mengalir darah
sedangkan usunya kengser di bumi, serta api itu keluar dari mulutnya.
Lalu ada seruan dari sisi Dzat Yang Maha Penyayang: “Mereka ini adalah
orang-orang pendusta di dalam jual beli, mereka mati sebelum bertaubat,
maka inilah pembalasan mereka. Tempat kembali mereka adalah neraka.
Golongan
Kelima, mereka dikumpulkan dari kuburnya dalam keadaan berbau busuk.
Kemudian ada seruan dari sisi Dzat Yang Maha Penyayang: “Mereka ini
adalah orang-orang yang menyimpan kemaksiatan dengan samar (dari
hadapan) manusia, dia tidak takut di hadapan Alah, mereka mati sebelum
bertaubat. Maka ini balasan buat mereka. Tempat kembali mereka adalah
neraka.
Golongan
Keenam, mereka dikumpulkan dari kuburnya dalam keadaan terpotong
tenggorokannya dari arah tengkuk. Lalu ada seruan dari sisi Dzat Yang
Maha Penyayang: “Mereka ini adalah orang-orang yang bersaksi dengan
kebohongan dan dusta, mereka mati sebelum bertaubat. Tempat kembali
mereka adalah neraka.
Golongan
Ketujuh, mereka dikumpulkan dari kuburnya dengan tidak memiliki lidah,
sedang dari mulutnya mengalir darah dan nanah. Kemudian ada seruan dari
sisi Dzat Yang Maha Penyayang: “Mereka ini adalah orang-orang yang
mencegah untuk memberikan kesaksian yang benar, mereka mati sebelum
bertaubat. Maka inilah balasan bagi mereka, sedangkan tempat kembalinya
adalah neraka.
Golongan
Kedelapan, mereka dikumpulkan dari kuburnya dengan menundukkan
kepalanya, sedangkan jari-jari kaki mereka berada di atas kepalanya,
serta dari farjinya mengalir nanah bercampur darah dan nanah kental.
Lalu ada seruan dari sisi Dzat Yang Maha Penyayang: “Mereka ini adalah
orang-orang yang ahli zina, mereka mati selebum bertaubat. Maka inilah
balasan buat mereka. Sedangkan tempat kembali mereka adalah neraka.
Golongan
Kesembilan, mereka di kumpulkan dari kuburnya dalam keadaan wajahnya
hitam legam, matanya melotot serta perutnya penuh dengan api. Kemudia
ada seruan dari sisi Dzat Yang Maha Penyayang: “Mereka ini adalah
orang-orang yang (suka) mamakan harta anak yatim secara aniaya, mereka
mati sebelim bertaubat. Sedangkan tempat kembali mereka adalah neraka.
Golongan
Kesepuluh, mereka di kumpulkan dari kuburnya dalam keadaan berpenyakit
kusta dan belang. Lalu ada seruan dari sisi Dzat Yang Maha Penyayang:
“Mereka ini adalah orang-orang yang mendurhakai kedua orang tuanya,
mereka mati sebelum bertaubat. Tempat kembali mereka adalah neraka.
Golongan
Kesebelas, mereka dikumpulkan dari kuburnya dalam keadaan buta hatinya,
gigi-giginya berupa tanduk sapi, bibir mereka menjuntai ke atas dada,
lidahnya menjulur ke atas perut, perutnya melorot hingga ke atas paha,
serta dari perut mereka keluar kotoran. Kemudian ada seruan dari sisi
Dzat Yang Maha Penyayang: “Mereka ini adalah orang-orang yang suka
minum-minuman keras, mereka mati sebelum bertaubat. Sedangkan tempat
kembalinya adalah neraka.”
Golongan
Keduabelas, mereka dikumpulkan dari kuburnya dengan wajah bagai bulan di
malam purnama. Mreka ini melewati shirath seperti kilat yang menyambar.
Kemudian ada seruan dari sisi Dzat Yang Maha Penyayang: “Mereka ini
adalah orang-orang yang beramal saleh dan menjauhi kemaksiatan, menjaga
shalat lima waktu dengan berjama’ah, dan mereka mati dalam keadaan
bertaubat. Sedangkan tempat kembali mereka adalah surga. Meraka berada
dalam pengampunan, keridhaan, rahmat serta kenikmatan. Karena
sesungguhnya mereka itu telah ridha kepada Allah swt dan Allah (juga)
ridha kepada mereka.
Itulah di
antara ilustrasi yang terjadi pada hari kebangkitan, dimana prosesnya
sama dengan tumbuhnya tanaman. Oleh karena itu, tepat sekali bila
Al-qur’an menganalogikan tumbuhnya tanaman itu seperti bangkitnya
manusia dari kubur. Semoga kita di bangkitkan dari kubur dalam keadaan
selamat serta dijauhkand dari aneka siksa yang menyakitkan.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan