Sifat
rendah hati –bukan rendah diri—adalah diantara sifat-sifat yang
dimiliki oleh seorang muslim. Sifat rendah hati ini dalam Al-Qur’an
surat al-Furqān ayat 63 disebutkan:
وَعِبَادُ
الرَّحْمَـنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الأَرْضِ هَوْناً وَإِذَا
خَاطَبَهُمُ الجَاهِلُونَ قَالُواْ سَلاَماً (الفرقان: 63)
Dan
hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang
berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil
menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung)
keselamatan (Q, s. al-Furqān /25:63)
Hamba-hamba
Allah yang rendah hati adalah mereka yang berjalan di muka bumi ini
dengan tenang, mantap dan tidak menyombongkan diri. Andaikata kebetulan
sedang diberi ni’mat oleh Allah berupa kekayaan, maka ia tidak
memamerkan kekayaannya itu kepada orang-orang dengan tujuan untuk
mengagungkan dirinya semata. Andaikata ia seorang yang diberi ilmu oleh
Allah, maka ia tidak sombong dengan ilmunya. Andaikata ia adalah orang
yang berpangkat, maka kepangkatan dan jabatannya itu tidak lantas
membuatnya merendahkan orang lain. Nabi Muhammad S.a.w pernah
mengingatkan:
عَنْ
عِيَاضِ بْنِ حِمَارٍ قَالَ: قال رسول الله صلّى الله عليه وسلّم: إنَّ
اللّهَ أَوْحَىٰ إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّىٰ لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ
علىٰ أَحَدٍ، وَلاَ يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَىٰ أَحَدٍ». (رواه مسلم)
Sesungguhnya
Allah telah mewahyukan kepadaku untuk menyuruh kalian bersikap rendah
hati, sehingga tidak ada seorang pun yang membanggakan dirinya di
hadapan orang lain, dan tidak seorang pun yang berbuat aniaya terhadap
orang lain. (HR. Muslim)
Sombong
adalah sifat yang amat ditentang oleh Islam, karena orang yang
menyombongkan diri ia telah melupakan hakekat dan jati dirinya.
Andaikata ada orang yang menyombongkan diri di hadapan orang lain, maka
hendaknya ia mencari adakah dalam dirinya sesuatu yang bisa dibanggakan?
Adakah dalam dirinya sesuatu yang kekal abadi?
Semua
yang melekat dalam diri manusia tidak ada yang sempurna, tidak ada yang
kekal dan tidak ada yang tidak berkurang. Orang yang kuat suatu saat
akan lemah. Orang kaya kemungkinan bisa jatuh miskin. Orang sehat tidak
bisa menjamin dirinya tidak jatuh sakit. Demikian pula orang yang
berilmu, suatu ketika ilmunya bisa hilang disebabkan karena
alasan-alasan tertentu: bisa karena lupa atau karena ada orang lain yang
ilmunya lebih tinggi.
Pada
hakekatnya, semua yang melekat dalam diri manusia suatu saat akan
berubah dan lambat-laun akan binasa: kuat-lemah, kaya-miskin,
sehat-sakit, dan seterusnya, hingga berujung kepada kematian sebagai
terminal akhir kehidupannya di dunia. Maka dari itu, seorang mukmin
sejati tidak mungkin akan menyombongkan diri di hadapan orang lain. Ia
menyadari sepenuhnya bahwa hanya Allah-lah yang berhak menyombongkan
diri. Orang yang sombong pada hakekatnya ia telah memposisikan dirinya
melawan ke-Maha Agungan dan ke-Maha Sempurnaan Allah. Hanya Allah-lah
Yang Sempurna, hanya Allah-lah Yang Kekal.
Orang
yang rendah hati, selain akan mendapatkan simpati dari masyarakat,
Allah berjanji akan memuliakan dan mengangkat derajatnya, baik di dunia
maupun di akhirat. Hadits Nabi mengatakan:
«مَا
نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ. وَمَا زَادَ اللّهُ عَبْداً بِعَفْوٍ
إِلاَّ عِزًّا. وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللّهُ».
(رواه مسلم)
Harta
tidak akan berkurang karena sedekah, dan Allah tidak akan menambahkan
kepada hamba-Nya yang pemaaf kecuali kemuliaan. Dan tidak seorang pun
yang merendahkan dirinya untuk Allah kecuali Allah akan memuliakannya.
(HR. Muslim)
Oleh
karena semua itu, janganlah sekali-kali kita menyombongkan diri di
hadapan manusia, apalagi menyombongkan diri kepada Allah S.w.t. Sebab,
yang demikian itu, Allah tidak suka!
إِنَّ اللَّهَ لاَ يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالاً فَخُوراً (النساء : 36)
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri (Q, s. an-Nisā’ / 4:36)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan