I. DEFINISI
Ø Masa
nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali mulai dari dari persalinan
selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil, lama masa
nifas ini 6-8 minngu(Sinopsis obstetric, edisi 2: 115)
Ø Mas
puerperium atau masa nifaas mulai dari setelah partus selesai dan
berakhir setelah kira-kira 6 minggu, akan tetapi alat genetalianya baru pulih kembali seperti sebelum hamil dalam waktu 3 bulan (sarwono: 235)
Ø Adalah masa setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu (Kapita selekta kedokteran jilid 1; 316)
II. TUJUAN ASUHAN MASA NIFAS
§ Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologik
§ Melaksanakan
screening yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati. Dan
merujuk, jika terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya
§ Memberikan
pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,
keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasikepada bayinya dan
perawaatan bayi sehat
§ Pemberian pelayanan KB
III. PERIODE NIFAS
ü Puerperium dini
Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan .
ü Puerperium intemedial
Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang waktunya 6-8 minggu
ü Remote Puerperium
Waktu
yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama
hamil atau waktu persalinan mempuyai komplikasi waktu untuk sehat bisa
bulanan hingga tahunan
IV. PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA IBU NIFAS
v Uterus
Secara berangsur- angsur uterusnya mengecil, sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil
Tinggi fundus uterus dan berat uterus menurut masa involusi
INVOLUSI
|
TINGGI FUNDUS UTERI
|
BERAT UTETRU
|
Bayi lahir
|
Setinggi pusat
|
1000 gr
|
Uri lahir
|
2 jari dibawah pusat
|
750 gr
|
1 minggu
|
Perterngahan pusat dan simphisis
|
500 gr
|
2 minngu
|
Tidak teraba di simpisis
|
350 gr
|
6 minggu
|
Mertambah kecil
|
50 gr
|
8 minggu
|
Sebesar normal
|
30 gr
|
v Luka pada jalan lahir
Jika tidak disertai dengan infeksi akan sembuh dalam waktu 6-7 hari
v Lochea
Adalah cairan secret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa nifas
Macam lochea:
Lochea rubra
berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua,
verniks kaseosa, lanugo dan mekonium selama 2 hari pasca persallinan
Lochea sanguinoleta berwarna merah kuning berisi darah, da lender hari ke 3-7 hari pasca persalianan.
Lochea serosa berwarna kuning, cairan tidak berisi darah lagi, pada hari ke 7-14 pasca persalinan
Lochea alba cairan putih selama 2 minggu setelah persalinan
Lochea parulenta terjadi infeksi keluar cairan seperti nanah berbau busuk
Lochiostapis adalah lochea yang tidak lancer keluarnya
v Ligament-ligamen
Ligament fasia dan diafragama, pelvis yang merenggang pada waktu persalinan setelah bayi lahir secara
berangsur-angsur menjadi menciut, dan pulih kembali sehingga tidak
jarang uterus jatuh kebelakang, dan menjadi retrofleksi karena
ligamentum rotundum menjadi kendor setelah melahirkan. Tradisis di urut
juga dapat menyebabkan retrofleksi, dimana waktu di urut tekanan intra
abdomen bertambah lagi. Untuk memulihkan sebaiknya dilakukan senam
nifas.
v Serviks
Bentuk
serviks menganga seperti corong, berwarna merah kehitaman
konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat perlukaan-perlukaan kecil
setelah bayi lahir tangan masih bias masuk ronnga rahim, setelah 2 jam
dapat dilalui oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalaui 1
jari
v Endometrium
Mengalami perubahan yaitu timbulya thrombosis, degenerasis da nekrosis di tempat implantasi plasenta.
v Cardivaskuler
· Peningkatan resistensi pada pembuluh darah perifera akibat pembuangan sirkulasi uteroplasenta
· Kerja jantung hipervolemik dan vol plasma kembali normal seperti keadaan sebelum hamil
· Akibat hilangnya vol plasma dan cairan ekstra sel terjadi penurunan berat badan dalam minggu pertama
· Leukositosis granulostik ditemukan pada nifas dini
· Dalam 10 harai pertama terjadi peningkatan factor pembekuan yang di imbangi oleh peningkatan aktivitas fibrinditik
v Endokrinologi
Kadar hormone human placental lagtogen (HPL) dan hcg turun dengan cepat
Kadar estrogen dan progesterone turun smapai 7 hari
Jikam menyusui kadar prolaktin naik setelah bayi mulai menyusu
Jika tidak menyusui kadar estradiol naik sehingga menunjukan perubahan folikuker
V. PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA IBU NIFAS
a. Terjadi depresi seteklah persalinan
b. Perasaan sedih pada masa nifas
c. Terapi, rasa pengertian dan penentraman dari keluarga.
Fase-fase adaptasi psikologi ibu nifas
a. Fase taking in
Periode
ketergantungan yang berlangsung dari heri pertam asampai haari ke dua
post partum. Focus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri.
Pengalaman selama persalinan sering diceritakan, mudah marah dan
tersinggung karena kelelahan sehingga perlu cukup istirahat, pasif
terhadap lingkungan kondisi ini perlu dipahami dengan menjaga kondisi
yang baik
b. Fase taking hold
Periode
yang berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan, ibu merasa
khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat
bayi, perasaannya sangat sensitive jika komunikasinya kurang hati-hati,
mudah tersinggung, saat ini merupakan kessempatan yang baik untuk
menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga
tumbuh percaya diri.
c. Respon orang tua terhadap bayai baru lahir
Ø Bounding attachman (keterikatan awal/ ikatan batin)
Adalah
suatu proses dimana sebagian hasil dari suatu interaksi terus menerus
antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai, memberikan
keduanya pemenuhan emosional dan membutuhkan.
Beberapa dasar keterkaitan antara lain:
Keterkaitan
atau ikatan batain tidak dimulai sejak kelahiran tetapi ib telah
memelihara bayinya selama kehamilan, baik ibu maupun ayah telah
berangan-angan tentang bayi mereka kelak. Hal ini menjadi perasaan
positive
Kelahiran merupakan sebuah moment di dalam kuantum keterkaitan ibu dengan bayinya.
Hubungan antara ibu dan bayi adalah simbiosis yang saling membutuhkan
d. Post partum blues
Merupakan
gangguan psikologis berupa kesedihan/kemurungan setelah memelihara
biasanya hanya muncul waktu sekitar 2hari sampai 2minggu sejak kelahiran
bayi
Tanda dan gejala
- Cemas tanpa sebab
- Menangis tanpa sebab
- Tidak sadar dan percaya diri
- Sensitive (mudah tersinggung)
- Merasa kurang menyayangi bayinya
Keadaan
ini bisa menjadi serius dan bisa bertahan 2 minggu sampai 1 tahun dan
menjadi post partum syndrome. Cara mengatasi yaitu dengan cara melakukan
pendekatan komunikasi terauptik, dan peningkatan support mental/
dukungan keluarga.
e. Fase letting go
Fase
ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya sebagai
ibu, berlangsung 10 hari setelah melahirkan, ibu sudah mulai
menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya keinginan untuk merawat diri da bayinya.
f. Sibling rivaly
- Permusuhan dan kecemburuan antar saudara kandung yang menimbulkan ketergantungandiantara mereka
- Hal ini wajar pada anak dalam menyesuaikan dengan kondisi yang baru
g. Depresi post partum
Depresi setelah pasca persalinan yang terjadi karena kecemasan dalam merawat bayi yang berkelanjutan
Gejala dari depresi ini yaitu:
ü Sulit tidur bahkan ketika bayi sudah tidur
ü Nafsu makan hilang
ü Perasaan tidak berdaya
ü Terlalu cemas/ tidak perhatian sama sekali pada bayi
ü Tidak menyukai/ takut menyentuh bayi
ü Pikiran yang menakutkan mengenai bayi
ü Sulit / tidak ada perhatian terhadap penampilan bayi.
VI. PERAWATAN MASA NIFAS
· Mobilisasi
Setelah
persalinan ibu tidur terlentang selama 8 jam pada persalinan, kemudian
boleh miring kanan dan miring ke kiri untuk mencegah terjadinya
thrombosis dan tromboly. Pada hari ke 2 di perbolehkan duduk dan hari ke
3 jalan, dan hari ke 4, dan hari
ke 5 sudah diperbolehkan pulang, mobilisasi diatas mempunyai variasi,
bergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka
· Diet
Makanan
harus bergizi dan cukup kalori, sebaiknya makan, makanan yang
mengandung protein tinggi, banyak cairan dan sayur-sayuran juga
buah-buahan.
· Miksi
Buang
air kecil hendaknya bias dilakukan sendiri secepatnya, kadang-kadang
wanita sulit untuk buang air kecil karena sfingter urethra ditekan oleh
kepala janin dan spasme oleh iritasi sfingter any selama persalinan juga
karena adanya edema kandung kemih yang terjadi selama persalinan biala
vu penuh dan belum bias BAK sebaiknya dilakukan katerisasi.
Defekasi
Buang
air besar dilakukan 3-4 haari pasca persalinan. Apabila masih sulit
buang air besar dan terjadi obstipasi, dapat diberikan obat laksans per
oral atau per rectal jika belum bias dilakukan klisma.
· Perawaan payudara (breast care)
Dimulai
sejak wanita hamil, supaya putting susu lemas, tidak keras dan kering
sebagai persiapan untuk menyusukan bayinya, bila bayimeninggal laktasi
harus dihentikan dengan cara :
- Pembalutan mamae sampai tertekan
- Pemberian obat estrogen untuk supresi LH .
· Laktasi
untuk menghadapi masa laktasi (menyusukan) sejak dari kehamilan telah terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mamae
a. Poliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar alveoli dan jaringan lemak bertambah
b. Keluar colostrumberwarna kekuningan
c. Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam.
d. Setelah
persalinan pengaruh supresi estrogen dan progesterone, hilang maka
pengaruh hormone laktogen, atau prolaktin yang akan merangsang air susu.
Disamping itu pengaruh hormone oxitoxin menyebabkan miopitel kelenjar
sussu berkontraksi, sehingga air susu keluar, produksi akan banyak
sesudah 2-3 hari pasxa persalinan
· Cuti hamil dan bersalin
Cuti hamil bagi wanita bekerja selama 3 bulan, yaitu 1 bulan sebelum bersalin, dan 2 bulan pasca persalinan.
· Pemeriksaan pasca persalinan
Pemeriksaan
persalinan normal dilakuakan 6 minggu post partum namun dengan vwanita
dengan persalinan tidak normal harus kembali periksa 1 minggu post partu
Pemeriksaan post natal meliputi:
a. Pemeriksaan umum (TTV, dan keluhan)
b. Keadaan umum
c. Payu dara (ASI, putting susu)
d. Dinding perut, kandung kemih, rectum, perineum,
e. Secret yang keluar misalnya ochea dan fluor albuse
f. Keadaan alat- alat kandungan,
· Nasehat untuk ibu post natal
a. Fisioterapi post natal sangat baik jika diberikan
b. Sebaiknya bayi disusui
c. Lakukan senam nifas
d. Anjurkan untuk kb
e. Imunisasi untuk bayi
VII. PROGRAM NASIONAL MASA NIFAS
1. Kunjungan I 6-8 jam setelah persalinan
Tujuan :
1) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
2) Mendeteksi dan merawat apenyebab lain perdarahan, rujuk bila perdarahan berlanjut
3) Memberikan konseling pada ibu, dan salah satu anggot keluarga
4) Pemberian ASI awal
5) Melaksananakan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
6) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah terjadinya hipotermi
2. Kunjungan II 6 hari setelah persalinan
Tujuan :
1) Memastikan involusi uterus berjalan: uterus berkontraksi, funduss dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan
2) Menilai tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal
3) Memastikan ibu mendapaatkan cukup makanan, cairan da istirahat.
4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidakk memperlihatkan tanda-tanda penyulit
5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, dan menjaga bayi agar tetap hangat.
3. Kunjungan III 2 minggu setelah persalinan
Tujuan :
Sama dengan kunjungan II 6 hari setelah persalinan
4. Kunjungan IV 6minggu setelah persalinan
Menanyakan tentang penyulit yang ibu dan bayi alami
Memberikan konseling untuk kontrasepsi secara dini
Tiada ulasan:
Catat Ulasan