Inti dari ajaran agama Buddha tertuang
dalam Empat Kebenaran Mulia (Pali: catt?ri ariyasacc?ni). Ajaran ini
untuk pertama kalinya dibabarkan kepada 5 petapa (Kondañña, Vappa,
Bhaddiya, Mahan?ma, dan Assaji) di Taman Rusa Isipatana, setelah Sang
Buddha mencapai pencerahan Sempurna. Ajaran ini terdapat pada kotbah
yang terkenal dengan nama Dhammacakkappavattana Sutta (Kotbah Pemutaran Roda Dhamma).
Secara garis besar, Empat Kebenaran Mulia berisi mengenai penjelasan akan sifat-sifat dasar dari dukkha
(sering diterjemahkan sebagai ‘penderitaan’, ‘stres’, ‘ketidakpuasan’),
apa itu dukkha, apa penyebab dari munculnya dukkha, padamnya dukkha,
dan bagaimana cara memadamkan/menghilangkan dukkha.
Berikut garis besar 4 Kebenaran Mulia berdasarkan Dhammacakkappavattana Sutta (Samyutta Nikaya 56, Tipitaka)
Ida? kho pana bhikkhave, dukkha?
ariyasacca?: j?tipi dukkh? jar?pi dukkh? vy?dhipi dukkho mara?ampi
dukkha? appiyehi sampayogo dukkho piyehi vippayogo dukkho yampiccha? na
labhati tampi dukkha? sa?khittena pañcup?d?nakkhandh? dukkh?”.
“Sekarang, O, para bhikkhu, Kebenaran
Ariya tentang Dukkha, yaitu : kelahiran adalah dukkha, usia tua adalah
dukkha, penyakit adalah dukkha, kematian adalah dukkha, sedih, ratap
tangis, derita (badan), dukacita, putus asa adalah dukkha; berkumpul
dengan yang tidak disenangi adalah dukkha, berpisah dari yang dicintai
adalah dukkha, tidak memperoleh apa yang diinginkan adalah dukkha.
Singkatnya Lima Kelompok Kemelekatan merupakan dukkha.”
2. Kebenaran Mulia tentang Penyebab Dukkha (Dukkha Samudaya Ariya Sacca)
Ida? kho pana bhikkhave, dukkhasamudayo
ariyasacca?: “y?ya? ta?h? ponobhavik? nandir?gasahagat? tatra
tatr?bhinandin?, seyyath?da?: k?mata?h? bhavata?h? vibhavata?h?”.
“Sekarang, O, para bhikkhu, Kebenaran
Ariya tentang Penyebab Dukkha, yaitu : Ketagihan (tanha) yang
menyebabkan tumimbal lahir, disertai dengan hawa nafsu untuk menemukan
kesenangan di sana sini, yaitu kamatanhâ : ketagihan akan kesenangan
indria, bhavatanhâ : ketagihan akan penjelmaan, vibhavâtanhâ : ketagihan
untuk memusnahkan diri.”
3. Kebenaran Mulia tentang Terhentinya Dukkha (Dukkha Nirodha Ariya Sacca)
Ida? kho pana bhikkhave, dukkhanirodho4 ariyasacca?: yo tass?yeva ta?h?ya asesavir?ganirodho c?go pa?inissaggo mutti an?layo.
“Sekarang, O, para bhikkhu, Kebenaran
Ariya tentang Terhentinya Dukkha, yaitu : terhentinya semua hawa nafsu
tanpa sisa, melepaskannya, bebas, terpisah sama sekali dari ketagihan
tersebut.”
4. Kebenaran Mulia tentang Jalan yang Menuju Terhentinya Dukkha (Dukkha Nirodha Ariya Sacca)
Ida? kho pana bhikkhave,
dukkhanirodhag?min? pa?ipad? ariyasacca?: ayameva ariyo a??ha?giko
maggo, seyyath?da?: samm?di??hi samm?sa?kappo samm?v?c? samm?kammanto
samm??j?vo samm?v?y?mo samm?sati samm?sam?dhi.
“Sekarang, O, para bhikkhu, Kebenaran
Ariya tentang Jalan yang menuju terhentinya Dukkha, tiada lain adalah
Jalan Suci Berunsur Delapan, yaitu : Pengertian Benar, Pikiran Benar,
Ucapan Benar, perbuatan Benar, Penghidupan Benar, Usaha Benar, Perhatian
Benar, Konsentrasi Benar.” (Cahaya Buddha)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan