mengikuti Sunnah
Rasulullah SAW
1. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Apa yang aku
perintahkan kepadamu, maka kerjakanlah dan apa yang aku larang bagimu,
maka tinggalkanlah." (0001)
2. Dari Abu Hurairah : Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa taat
kepadaku, bererti dia telah taat kepada Allah SWT; dan barangsiapa
menderhakaiku, bererti dia durhaka kepada Allah SWT." (0003)
3. Dari Abu Hurairah : Rasulullah saw bersabda, "Akan senantiasa ada di
kalangan umatku sekelompok (ahli hadis (mengikut terjemahan Imam Ahmad
bin Hambal) orang yang tegak (dalam memperjuangkan) perintah Allah
S.W.T. Tidak ada membahayakan mereka tindakan orang-orang yang
menentangnya.” (0007)
4. Dari Irbadh bin Sariyah : Pada suatu hari, Rasulullah saw berdiri
berkhutbah di tengah-tengah kami. Kemudian beliau saw memberikan nasihat
yang sangat mengesankan, yang menggetarkan hati dan membuat air mata
bercucuran.
Beliau saw ditanya, “Ya Rasulullah saw, engkau menasihati kami dengan
nasihat perpisahan, maka berilah kami amanat.”
Rasulullah saw bersabda, “Hendaklah kamu bertakwa kepada Allah SWT,
dengan mendengar dan taat, meskipun yang memerintahkan kamu adalah
seorang budak dari Habsyah. Kamu akan melihat perselisihan yang sangat
dahsyat sesudahku, maka hendaklah kamu berpegang pada Sunnah-ku dan
Sunnah-Khulafa ur rasyidin yang mendapat petunjuk. Gigitlah dengan gigi
gerahammu dan jauhilah perkara-perkara baru, sesungguhnya setiap bid’ah
(perkara baru dalam agama) adalah sesat.” (0040)
Iman
5. Dari Abdullah bin Umar : Suatu hari Nabi saw mendengar seorang lelaki
memberi nasihat kepada saudaranya tentang sifat malu, lalu Rasulullah
saw bersabda, “Sesungguhnya malu itu cabang dari iman.” (0049)
6. Dari Abdullah : Rasulullah saw bersabda, “Mencela seorang muslim itu
perbuatan fasik, dan membunuhnya adalah perbuatan kufur.” (0058)
7. Dari Mu’adz bin Jabar r.a : Rasulullah saw bersabda, “Aku
diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka rela bersaksi bahawa
tidak ada tuhan kecuali Allah dan sesungguhnya aku adalah pesuruh
Allah, menegakkan solat dan menunaikan zakat.” (MUTAWATIR (0060))
Takdir
8. Dari Ibnu Ad –Dailami dari, Zaid bin Tsabit r.a : Rasulullah saw
bersabda, “Seandainya Allah berkehendak untuk menyiksa hamba-Nya yang
berada di langit dan di bumi, nescaya Dia pasti akan menyiksa mereka,
sedangkan Dia tidak zalim terhadap mereka.
Seandainya Allah merahmati mereka, sungguh rahmat-Nya itu lebih baik
bagi mereka daripada amal-amal kebajikan mereka. Seandainya kamu
mempunyai emas sebesar Gunung Uhud, kemudian kamu infakkan di jalan
Allah, tidak akan diterima infakmu sehingga kamu beriman kepada takdir
sepenuhnya.
Maka perlu kamu ketahui bahawa musibah yang menimpamu tidak akan meleset
dari mu dan sesuatu yang mesti terlepas dari mu tidak akan menjadi
musibah bagi mu. Jika kamu mati dengan (keyakinan) selain ini, pasti
kamu masuk neraka.” (0062)
9. Dari Ibnu Umar : Rasulullah saw bersabda, “Tidak ada penyakit yang
menular (berjangkit), tidak boleh meramal sesuatu dengan burung (sesuatu
kejadian dikaitkan dengan binatang), dan tidak ada hammah (kepercayaan
jahiliyah).”
Tiba-tiba berdiri seorang laki-laki badwi dan berkata, ‘Wahai
Rasulullah! Bagaimana pendapat mu tentang seekor unta yang kudisan
(berpenyakit), kemudian menular ke seluruh unta yang ada?’
Beliau saw menjawab, “Itulah takdir. (Kerana) siapakah yang (membuat
unta) pertama tadi kudisan (berpenyakit)?” (0070)
Orang yang Mempelopori Perbuatan Baik dan Perbuatan Buruk
10. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa
menyeru ke jalan petunjuk (kebaikan), maka baginya pahala seperti pahala
orang-orang yang mengikutinya, yang tidak terkurangi sedikitpun dari
pahala-pahala amal mereka sama sekali. Barangsiapa menyeru kepada jalan
yang menyesatkan, maka baginya dosa semisal (sama) dosa orang-orang yang
mengikutinya, yang tidak terkurangi sedikitpun dari dosa-dosa mereka
sama sekali.” (0172)
11. Dari Amru bin Auf : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa
menghidupkan sunnahku, kemudian (sunnahku tersebut) diamalkan oleh orang
lain, maka baginya pahala semisal pahala orang yang mengamalkannya
tanpa terkurangi sedikitpun dari pahala-pahala mereka. Barangsiapa
berbuat bid’ah, kemudian perbuatannya tersebut diikuti oleh orang lain,
maka baginya dosadan dosa-dosa orang yang melakukannya tanpa terkurangi
sedikitpun dari dosa-dosa mereka.” (0174)
12. Dari Utsman bin Affan r.a : Rasulullah saw bersabda, “Orang yang
paling utama di antara kalian adalah orang yang belajar Al-Quran dan
mengajarkannya pada orang lain.” (0176)
Keutamaan Ulama dan Anjuran Mencari Ilmu
13. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa
dikehendaki Allah SWT menjadi baik, maka Allah SWT akan memahamkannya
dalam masalah agama.” (0181)
14. Dari Anas bin Malik r.a : Rasulullah saw bersabda, “Mencari ilmu
adalah fardhu bagi setiap orang Islam.” (0184)
Orang Yang Menyampaikan Ilmu
15. Dari Ibnu Umar : Rasulullah saw bersabda, “Hendaklah orang yang
menyaksikan di antara kalian menyampaikan kepada orang yang tidak hadir
dari kalian.” (0193)
16. Dari Anas bin Malik r.a : Rasulullah saw bersabda, “Semoga Allah SWT
mengelokkan rupa seseorang yang mendengar ucapanku, kemudian
memeliharanya, lalu menyampaikannya dariku. Mungkin saja orang yang
membawa ilmu bukanlah orang yang pandai, dan mungkin juga seseorang akan
menyampaikan ilmu kepada orang yang lebih berilmu darinya.” (0194)
Memanfaatkan dan Mengamalkan Ilmu
17. Dari Abu Hurairah r.a : Termasuk doa Nabi saw iaitu, “Ya Allah,
sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari ilmu yang tidak bermanfaat,
doa yang tidak didengar, hati yang tidak khusyu’ dan nafsu yang tidak
pernah kenyang (sangat tamak kepada dunia).” (0204)
18. Dari Jabir bin Abdullah : Rasulullah saw bersabda, “Janganlah kalian
belajar ilmu untuk menyombongkan diri kepada para ulama, untuk menghina
orang-orang yang bodoh. Dan janganlah kalian (terlalu) berharap agar
menjadi pilihan suatu majlis. Barangsiapa melakukan semua hal itu, maka
neraka.. sekali lagi, neraka (adalah tempatnya).”(0208)
Larangan Menahan Buang Air
19. Dari Abu Umamah : Rasulullah saw melarang seseorang untuk
mengerjakan solat jika dia sedang menahan kencing atau buang air besar.
[0506]
Larangan Keluar Dari Masjid Jika Azan Sedang Dikumandangkan
20. Dari Utsman bin Affan : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa telah
mendengar azan di masjid, kemudian dia keluar dan keluarnya tersebut
bukan untuk suatu keperluan, (melainkan) dia tidak ingin kembali ke
masjid, maka dia itu adalah orang munafik.” [0606]
21. Dari Umar bin Khathab : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa
membangun masjid yang di dalamnya disebut nama Allah, maka Allah akan
membangunkan baginya sebuah rumah di syurga.” [0607]
Tempat yang Dilarang Mengerjakan Solat
22. Dari Abu Sa’id Al-Khudri : Rasulullah saw bersabda, “Bumi itu
seluruhnya adalah masjid, kecuali perkuburan dan bilik mandi (tandas).”
[0612]
Tambahan Blog : Walau cantik, bersih dan sebesar mana pun tandas itu, ia
tetap dinamakan tandas dan tidak boleh mendirikan solat di situ.
Masjid yang Pertama Kali Dibina
23. Dari Abu Dzar Al-Ghifari : Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, masjid
mana yang pertama kali dibangun (dibina)? Rasulullah saw menjawab,
“Masjidil Haram.” Abu Dzar berkata, ‘Aku bertanya, kemudian mana lagi?’
Nabi saw menjawab, “Kemudian Masjidil Aqsa.’
Aku (Abu Dzar) bertanya, ‘Berapa jarak antara keduanya?’ Nabi saw
menjawab, “Empat puluh tahun. Kemudian bumi itu sebagai tempat solat
bagimu, maka solatlah di mana saja kamu mendapatkan waktu solat (apabila
solat tiba).” [0616]
Larangan Mengumumkan Barang yang Hilang Dalam Masjid
24. Dari Abu Hurairah : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa mendengar
seorang mengumumkan sesuatu yang hilang di dalam masjid, maka katakanlah
kepadanya; Semoga Allah tidak mengembalikannya kepadamu. Sesungguhnya
masjid tidak dibangun untuk maksud ini.” [0628]
Doa Masuk dan Keluar Masjid
25. Dari Fathimah binti Rasulullah saw, ia berkata : Rasulullah saw
ketika masuk ke dalam masjid, beliau berdoa, “Dengan nama Allah
(Bismillah), semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada Rasulullah
(Wassaalamu ‘ala rosulillah). Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku dan
bukakanlah untukku pintu rahmat-Mu (Allahumaghfirli dzunuubii, waftahli
abwaaba rohmatik).
Dan apabila keluar dari masjid, beliau berdoa, Dengan nama Allah, semoga
kesejahteraan dilimpahkan kepada Rasulullah. Ya Allah, ampunilah
dosa-dosaku dan bukakanlah untukku pintu kemuliaan-Mu (faudhlik).”
[0632]
Berjalan ke Masjid
26. Dari Anas bin Malik : Rasulullah saw bersabda, “Berilah khabar
gembira kepada orang-orang yang berjalan di kegelapan untuk pergi ke
masjid dengan (balasan) cahaya yang sempurna pada hari kiamat kelak.”
[0640]
27. Dari Abu Hurairah : Rasulullah saw bersabda, “Orang-orang yang jauh
dan yang lebih jauh dari masjid, maka pahalanya lebih besar.” [0641]
28. Dari Anas bin Malik, ia berkata : Bani Salimah bermaksud ingin
memindahkan rumah mereka dekat masjid. Rasulullah saw tidak menyukai
bila pinggiran Madinah menjadi kosong (kerana ditinggalkan oleh mereka);
maka Rasulullah saw bersabda, “Wahai Bani Salimah! Tidakkah kalian
memperhitungkan pahala langkah kalian (untuk menuju ke masjid)?”
Akhirnya mereka pun tetap tinggal di pinggiran Madinah.” [0643]
Orang yang Lebih Berhak Jadi Imam
29. Dari Malik bin Al-Huwairits, ia berkata : Aku dan seorang sahabatku
mendatangi Rasulullah saw. Ketika kami ingin pulang, Nabi saw bersabda
kepada kami, “Apabila telah tiba waktu solat, maka azanlah dan
iqamatlah. Hendaknya yang paling tua dari kalian berdua yang menjadi
imam.” [0806]
Solat Sunat Tahiyatul Masjid
30. Dari Abu Hurairah : Rasulullah saw bersabda, “Apabila salah seorang
dari kalian masuk masjid, maka janganlah ia duduk sampai dia melakukan
solat dua rakaat.” [0834]
Meninggalkan Solat
31. Dari Jabir bin Abdullah : Rasulullah saw bersabda, “Perbezaan antara
hamba Allah dan kekafiran adalah meninggalkan solat.” [0890]
32. Dari Anas bin Malik : Nabi saw bersabda, “Tidak ada perbezaan antara
hamba Allah dan kesyirikan kecuali meninggalkan solat. Apabila ia
meninggalkan solat, maka ia telah syirik.” [0892]
33. Dari Lubabah bin Abdul Mundzir : Rasulullah saw bersabda,
“Sesungguhnya hari Jumaat adalah tuan segala hari yang paling agung di
sisi Allah dan (juga) hari yang paling agung di sisi Allah dari hari
Idul Adha dan Idul Fitri.
Pada hari Jumaat terjadi lima peristiwa. Pada hari tersebut;
[1]. Allah menciptakan Adam,
[2]. Allah mendaratkan (melemparkan) Adam ke dunia serta
[3]. hari diwafatkannya Adam (pada hari Jumaat).
[4]. Terdapat sebuah waktu yang apabila seseorang hamba berdoa (meminta
sesuatu), Allah akan memberikannya selama yang diminta bukan sesuatu
yang diharamkan.
[5]. (Pada hari tersebut) juga akan terjadi hari kiamat serta tidaklah
para malaikat yang dekat langit, bumi, angin, gunung dan lautan kecuali
mereka takut kepada hari Jumaat (berlakunya kiamat itu).” (Hasan) [0895]
Hari Jumaat
34. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa
berwudhu lalu memperbaiki wudhunya, kemudian mendatangi solat Jumaat,
lalu berdekatan dengan imam dan diam serta mendengarkan khutbah, maka
Allah mengampuni dosa-dosanya antara Jumaat tersebut dan Jumaat lainnya
dan ditambahkan tiga hari. Barangsiapa bermain-main dengan batu kerikil,
maka dia telah sia-sia.” [0901]
35. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Apabila tiba hari
Jumaat, maka di setiap pintu masjid terdapat para malaikat yang menulis
amalan manusia sesuai jarak rumah-rumah mereka. Siapa yang datang lebih
awal, maka ditulis di awal. Lalu apabila imam berkhutbah, para malaikat
menutup bukunya dan mereka mendengarkan khutbah.
Maka orang yang datang segera (ke masjid) untuk solat, seperti orang
yang berkorban seekor unta; kemudian yang datang berikutnya seperti
orang yang berkorban seekor sapi; kemudian yang datang berikutnya, ia
seperti orang yang berkorban seekor kambing....” sampai Rasulullah saw
menyebut seekor ayam dan sebutir telur. [0903]
36. Dari Abu Hurairah r.a : Nabi saw bersabda, “Apabila kamu berkata
kepada teman mu, ‘Diamlah di hari Jumaat, imam sedang berkhutbah!’, maka
kamu telah berbuat sia-sia.” [0918]
Penjelasan :
Maksudnya, bersuara dalam mengingatkan orang lain agar diam saat imam
sedang berkhutbah pada solat Jumaat, suatu perbuatan sia-sia kerana yang
mengingatkan sendiri berkata-kata. Seeloknya para khatib sebelum
memulakan khutbah, mengingatkan pada para jemaah akan hal ini.
37. Dari Jabir bin Abdullah r.a : Bahawa seorang lelaki masuk masjid
pada hari Jumaat, sementara Rasulullah saw sedang berkhutbah, lalu orang
tersebut melangkahi orang banyak; Maka Rasulullah saw bersabda,
“Duduklah! Kamu telah menyakiti (orang yang dilangkahi) dan datang
terlambat.” [0923]
Penjelasan :
Sekiranya datang terlambat ke masjid hendak solat Jumaat, janganlah
menyakiti orang yang berada di saf hadapan kerana berebut saf hadapan
yang ganjarannya besar. Sebaliknya datanglah lebih awal ke masjid dan
sekiranya terlambat, duduklah di mana tempat yang masih kosong, bukan
berebut-rebut.
38. Dari Ibnu Umar r.a : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang
mendapatkan satu rakaat dari solat Jumaat atau selain solat Jumaat, maka
ia telah mendapatkan solat.” [0929]
39. Dari Jabir bin Abdullah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa
yang meninggalkan solat Jumaat tiga kali tanpa ada kepentingan (darurat)
maka Allah akan menutup hatinya.” [0931]
Solat Sunat
40. Dari Ummu Habibah binti Abu Sufyan r.anha : Nabi saw bersabda,
“Barangsiapa yang solat sunah dalam satu hari satu malam dua belas
rakaat maka akan dibangun untuknya sebuah rumah di syurga.” [1151]
Penjelasan :
Antara solat sunat yang dituntut kita mengerjakannya adalah 2 rakaat
sebelum Subuh, 2 rakaat sebelum dan selepas Zohor (terdapat juga riwayat
4 rakaat sebelum zohor dan 2 rakaat sesudahnya), 2 rakaat selepas
Maghrib dan 2 rakaat selepas Isyak.
Selain itu, solat tahajjud, solat witir, tahiyatul masjid, solat hari
raya semuanya juga termasuk solat sunat yang dituntut. Di antara semua
solat sunat yang paling utama adalah solat sunat 2 rakaat sebelum Subuh.
Tidak perlu dibayangkan rumah yang disediakan di syurga tersebut, yang
penting kita sudah ‘menempah tiket’ ke syurga.
41. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Apabila telah
iqamat (untuk solat fardhu), maka tidak ada solat kecuali solat wajib
(fardhu).” [0951]
42. Dari Qais bin Amr r.a, ia berkata : Nabi saw melihat seorang lelaki
sedang solat dua rakaat setelah solat Subuh, lalu Rasulullah saw
bertanya, “Apakah kamu solat Subuh dua kali?”
Lelaki tersebut berkata, ‘Aku belum melakukan solat dua rakaat sebelum
Subuh, maka aku mengerjakannya (menggantikannya) sekarang.’
Berkata Qais bin Amr r.a, “Maka Rasulullah saw pun diam (membenarkan).”
[0954]
Penjelasan :
1. Tiada solat sunat selepas Subuh, namun mereka yang tidak sempat
mengerjakan solat sunat sebelum Subuh boleh menggantikannya selepas itu.
2. Boleh mengerjakan solat sunat rawatib muakkad itu di masjid atau di
rumah.
43. Dari Abu Darda’ r.a : Nabi saw bersabda, “Barangsiapa yang
mendatangi tempat tidurnya dan dia berniat ingin bangun serta solat
malam, tiba-tiba dia dikalahkan oleh matanya sampai subuh (tidur hingga
terbangun waktu subuh), maka telah dicatat niat tersebut baginya
(mendapat pahala solat malam itu). Adapun tidurnya merupakan sedekah
dari Rabbnya.” [1113]
Tempoh Yang Disunahkan Mengkhatam Al-Quran
44. Dari Abdullah bin Amr r.a, katanya : Aku telah hafal Al-Quran lalu
aku membaca seluruhnya dalam semalam, maka Rasulullah saw bersabda,
“Sesungguhnya aku takut zaman akan melintasi kamu dan kamu bosan, maka
bacalah Al-Quran (seluruhnya) dalam waktu sebulan.”
Lalu aku berkata, ‘Biarkanlah aku menikmati kekuatan masa muda ini.’
Beliau bersabda, “Bacalah dalam waktu tujuh hari.” Aku berkata (lagi),
‘Biarkanlah aku menikmati kekuatan dan masa muda ini.’ Maka Rasulullah
saw menolak. [1114]
Penjelasan :
Menikmati kekuatan masa muda yang dimaksudkan adalah, ia mampu untuk
membaca Al-Quran lebih dari yang dianjurkan Rasulullah saw.
45. Dari Abdullah bin Amr r.a : Rasulullah saw bersabda, “Tidak akan
faham (tidak memahami) orang yang membaca Al-Quran kurang dari tiga
hari.” [1115]
Penjelasan :
Orang yang kelam kabut membaca Al-Quran atau tergesa-gesa membacanya
tidak akan memahami apa-apa isi Al-Quran, sedangkan Al-Quran itu sebagai
cahaya petunjuk.
Bacaan Al-Quran
46. Dari Hudzaifah r.a, (katanya) : Nabi saw bersolat, dan jika beliau
membaca ayat tentang rahmat, beliau memohon rahmat. Jika beliau membaca
ayat tentang azab, beliau memohon agar dijauhkan. Jika beliau membaca
ayat yang menerangkan tentang penyucian sifat-sifat Allah, beliau
bertasbih. [1119]
Antara Doa Ketika Solat Malam
47. Dari Asim bin Humaid, ia berkata : Aku bertanya kepada Aisyah, ‘Apa
yang dibaca oleh Nabi saw ketika memulai solat malam?’ Aisyah berkata,
‘Sungguh kamu telah bertanya tentang sesuatu yang tidak pernah
ditanyakan seseorang pun sebelumnya.
Sesungguhnya Rasulullah saw bertakbir sepuluh kali, bertahmid sepuluh
kali, bertasbih sepuluh kali dan beristighfar sepuluh kali. Lalu beliau
berdoa, “Allahummaghfirli. Wahdinii, warzuqnii, wa’aafinii (Ya Allah.
Ampunilah aku; dan berilah kepadaku petunjuk; berilah aku rezeki dan
lindungilah aku)”.
Beliau memohon perlindungan dari kesempitan pada hari kiamat.’ HASAN
SAHIH [1123]
48. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Rabb kita yang
Maha Suci dan Maha Tinggi (Tabaraka wa Ta’ala) akan turun sepertiga
malam yang akhir di setiap malam kemudian Dia berfirman,
‘Barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan. Barangsiapa
yang berdoa kepada-Ku akan Aku kabulkan. Barangsiapa yang yang memohon
ampunan kepada-Ku maka Aku akan ampuni, sampai menjelang datangnya
(terbitnya waktu) fajar.’ [1132]
49. Dari Abu Hurairah r.a : Nabi saw bersabda, “Apabila salah seorang di
antara kalian bangun malam, lalu berasa susah (kerana mengantuk) untuk
membaca Al-Quran (dalam riwayat lain, ‘bersolat’) pada lisannya dan dia
tidak tahu apa yang dikatakannya, maka berbaringlah (tidurlah dahulu
kerana dalam keadaan mengantuk kadangkala kita tidak sedar apa yang kita
ucapkan).” [1138]
Solat
50. Dari Utsman r.a : Rasulullah saw bersabda, “Bagaimana pendapat mu
andaikata di halaman depan rumah salah seorang di antara kalian ada
sebuah sungai mengalir? Dia mandi di situ setiap lima kali sehari, maka
tidakkah akan tersisa di tubuhnya kotoran?
Dia (seseorang) berkata, ‘Tidak akan ada sedikit pun yang tersisa
(kotoran di badannya).’
Kemudian, beliau (SAW) bersabda, “Sesungguhnya solat itu menghapus dosa
sebagaimana air menghapus kotoran.” [1154]
51. Dari Abu Qatadah bin Rib’i r.a : Rasulullah saw bersabda, “Allah SWT
berfirman, ‘Aku telah mewajibkan atas umatmu lima (kali) waktu solat
dan Aku telah membuat janji di sisi-Ku bahawa barangsiapa yang
memelihara lima waktu ini maka dia akan Aku masukkan ke dalam syurga dan
barangsiapa yang tidak menjaganya, maka tiada ada baginya janji-Ku.”
Hasan [1160]
Keutamaan Solat
52. Dari Abu Hurairah r.a : Solat di masjidku ini lebih utama dari di
masjid lainnya, kecuali Masjidil Haram.” [1161]
53. Dari Al-Mughirah r.a, dia berkata : “Rasulullah saw bersolat hingga
sampai kedua kaku beliau bengkak. Lalu ditanya, ‘Wahai Rasulullah,
engkau telah diampuni oleh Allah atas dosa-dosamu yang terdahulu dan
yang akan datang (mengapa masih begini?).
Beliau (saw) menjawab, “Apakah tidak boleh aku menjadi hamba Allah yang
bersyukur (kerana hal itu)? [1174]
Menziarah Orang Sakit
54. Dari Ali r.a, dia berkata : Aku mendengar Rasulullah saw bersabda,
“Barangsiapa yang menziarahi saudaranya sesama Muslim yang sedang sakit,
bererti (seolah-olah) ia berjalan di kebun syurga sampai ia duduk.
Jika ia telah duduk maka ia akan diliputi dengan rahmat, apabila ia
(menziarahinya) pada waktu pagi hari maka tujuh puluh ribu malaikat akan
mendoakannya hingga petang hari.
Jika ia (menziarahinya) pada waktu petang hari maka tujuh puluh ribu
malaikat akan mendoakannya hingga pagi hari.” [1191]
55. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa
menziarahi orang sakit maka akan ada yang berseru kepadanya dari langit,
‘Kamu telah berbuat kebaikan dan perjalanmu (dalam menziarahi) juga
baik dan kamu menempati (disediakan) sebuah rumah di syurga.” HASAN
[1192]
56. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Talqinlah
(bimbinglah) orang yang sedang sakaratul maut antara kalian dengan
kalimat laa ‘illaha illallah’ (Tiada tuhan selain Allah).” [1193]
57. Dari Buraidah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Orang mukmin meninggal
dengan mengeluarkan keringat di keningnya.” [1197]
58. Dari Syadad bin Aus r.a : Rasulullah saw bersabda, “Jika kalian
mendatangi orang yang telah meninggal dunia, maka pejamkanlah matanya
(kerana) sesungguhnya mata mengikuti roh (saat dicabut) dan ucapkanlah
hal-hal yang baik, sesungguhnya malaikat mengamini apa yang diucapkan
oleh penghuni rumah.” HASAN [1199]
Make Money at : http://bit.ly/copy_win
Make Money at : http://bit.ly/copy_win
Malangnya
laungan "vocal minority" disambut dingin majoriti rakyat Sabah dan
Sarawak. "Vocal minority" menjerit tentang tuntutan hak beberapa
perjanjian yang dimeterai semasa penubuhan Persekutuan Malaysia,
tergelincir dari landasan. Tidak perlu saya ulas satu per satu tentang
isi kandungan perjanjian tersebut kerana ianya bukan perkara pokok dan
tidak fundamental.
Jangan tersalah tafsir, bukan menidakkan hak rakyat Sabah dan Sarawak menuntut hak yang dipersetujui, tetapi tidak fundamental dalam konteks ini ialah rakyat Sabah dan Sarawak mempunyai beberapa perkara lain yang perlu dibereskan dahulu sebelum perihal perjanjian asal pada 16 September 1963 dilaungkan.
Kadangkala rakyat Sabah dan Sarawak alpa dan lalai dibuai dengan mimpi apa yang dinamakan menuntut hak, sehingga rakyat di kedua-dua negeri terlupa kepada perkara yang lebih penting dan mustahak. Atau boleh saya katakan bahawa rakyat sabah dan Sarawak terlalu baik dan tidak pandai marah. Baik pun ada tempatnya. Berfikir seiring dengan tindakan secara praktikal. Kalau kita kembali kepada asal (back to the basic) menilai dan menghadam tentang pokok pangkal masalah yang menyebabkan "vocal minority" memasang niat dan pergerakan, meracuni pemikiran rakyat Sabah dan Sarawak agar berganding bahu meninggalkan Persekutuan Malaysia, secara realistik kita akan bertemu dengan polisi dan dasar kerajaan yang tidak menghormati dan bertentangan dengan perjanjian yang dipersetujui bersama. Inilah yang menimbulkan keresahan dan ketidaksenangan rakyat Sabah dan Sarawak terhadap kerajaan.
Akan tetapi, adilkah jika rakyat Sabah dan Sarawak mahu menyalahkan kerajaan seratus peratus tentang ketidakpuasan hati mereka atas layanan yang diberi Putrajaya? Tidak adil untuk menuding jari ke arah kerajaan semata-mata kerana ianya berpunca daripada sentimen rakyat Sabah dan Sarawak itu sendiri yang berterusan menganggap bahawa parti politik "cap dacing" itu kerajaan dan kerajaan ialah parti politik "cap dacing". Sentimen itu lalu diterjemahkan di peti undi.
Undi majoriti rakyat Sabah dan Sarawak menyelamatkan parti "cap dacing" dimana ianya nyawa-nyawa ikan di sebelah semenanjung pada PRU13 yang lalu.
Maknanya di sini, undi majoriti rakyat Sabah dan Sarawak terhadap parti "cap dacing" umpama bom C4 yang mempunyai ruang untuk membunuh aspirasi, harapan dan impian rakyat kedua-dua negeri meraih hak yang sepatutnya. Dalam kitab nujum pak belalang si pengerusi parti "cap dacing" disurahkan bahawa Sabah dan Sarawak ialah simpanan tetap (fix deposit) gerombolan parti ini.
Perlu ada kematangan dan penilaian sedalam mungkin terhadap pemikiran, gaya dan corak berpolitik rakyat Sabah dan Sarawak jika mahu bertemu dengan cahaya di penghujung terowong. Ketidakpuasan soal pembangunan, infrastruktur, jalanraya di pedalaman dan royalti minyak misalnya, di mana di Sarawak ianya diluluskan DUN negeri itu agar kenaikan ke tahap 20% daripada kedudukan sedia ada. Tetapi Putrajaya seolah-olah memandang dingin dan lambat respon terhadap tuntutan tersebut.
Ini bukan soal mendapat kelulusan DUN Sarawak, tetapi persoalan tentang solidariti bukan hanya membuat keputusan, tetapi harus diterjemahkan kepada tindakan. Para pemimpin Sarawak tiada usaha untuk mencetuskan sesuatu tentang apa yang dinamakan perhimpunan aman bersama rakyat. Ini bukan menghasut, hanya sekadar berkata begitu.
Tidak memadai hanya melalak di media kerana ianya bukan tindakan. Berhimpun bersama rakyat adalah manifestasi yang kuat bahawa rakyat Sarawak serius tentang sesuatu isu tersebut, dan berhimpun bersama rakyat secara mega juga menajamkan sesuatu tuntutan agar ianya dimasukkan ke dalam akaun kerajaan.. Bukan hanya isu minyak, malah isu-isu lain seperti mana termaktub dalam perjanjian asal 1963 juga perlu dibangkitkan oleh rakyat Sabah dan Sarawak jika putrajaya memandang sepi. Apabila dua atau lebih entiti kontradiksi , maka ianya akan melahirkan sesuatu yang baru. Maksud di sini ialah, agar Putrajaya sedia mendengar dan memberi perhatian tentang sesuatu isu yang ditonjolkan "equal partners" mereka.
Menuntut sesuatu yang merupakan hak bukan satu jenayah. Suara "vocal minority" tidak hanya perlu disambut pemimpin lokal Sabah dan Sarawak, tetapi "silence majority" juga perlu mengambil tempat. Salah satu penyakit "silence majority" malu-malu tapi mahu. "Silence majority" juga menutup mata atas perlakuan sumbang yang dilakukan pemerintah. "Silence majority" bertanggungjawab memenangkan parti "cap dacing". Perhimpunan pemimpin lokal bersama rakyat, bukannya merusuh. Saya dapat menilai dimana kerajaan "cap dacing" kedua-dua negeri lemah syahwat untuk memuaskan keperluan rakyatnya. Seolah-olah tunduk dan menikus apabila berdepan dengan pengerusi "cap dacing". Tidak terkeluar kata. Membisu seribu bahasa. Yang ada cuma sikap pengampu dan pembodek. Salam sambil cium tangan. – 25 Ogos, 2014
- See more at: http://www.themalaysianinsider.com/rencana/article/sentimen-sabah-dan-sarawak-yang-mahu-keluar-dari-malaysia-amirrul-jeffery-i#sthash.zet2B1yl.dpuf
Jangan tersalah tafsir, bukan menidakkan hak rakyat Sabah dan Sarawak menuntut hak yang dipersetujui, tetapi tidak fundamental dalam konteks ini ialah rakyat Sabah dan Sarawak mempunyai beberapa perkara lain yang perlu dibereskan dahulu sebelum perihal perjanjian asal pada 16 September 1963 dilaungkan.
Kadangkala rakyat Sabah dan Sarawak alpa dan lalai dibuai dengan mimpi apa yang dinamakan menuntut hak, sehingga rakyat di kedua-dua negeri terlupa kepada perkara yang lebih penting dan mustahak. Atau boleh saya katakan bahawa rakyat sabah dan Sarawak terlalu baik dan tidak pandai marah. Baik pun ada tempatnya. Berfikir seiring dengan tindakan secara praktikal. Kalau kita kembali kepada asal (back to the basic) menilai dan menghadam tentang pokok pangkal masalah yang menyebabkan "vocal minority" memasang niat dan pergerakan, meracuni pemikiran rakyat Sabah dan Sarawak agar berganding bahu meninggalkan Persekutuan Malaysia, secara realistik kita akan bertemu dengan polisi dan dasar kerajaan yang tidak menghormati dan bertentangan dengan perjanjian yang dipersetujui bersama. Inilah yang menimbulkan keresahan dan ketidaksenangan rakyat Sabah dan Sarawak terhadap kerajaan.
Akan tetapi, adilkah jika rakyat Sabah dan Sarawak mahu menyalahkan kerajaan seratus peratus tentang ketidakpuasan hati mereka atas layanan yang diberi Putrajaya? Tidak adil untuk menuding jari ke arah kerajaan semata-mata kerana ianya berpunca daripada sentimen rakyat Sabah dan Sarawak itu sendiri yang berterusan menganggap bahawa parti politik "cap dacing" itu kerajaan dan kerajaan ialah parti politik "cap dacing". Sentimen itu lalu diterjemahkan di peti undi.
Undi majoriti rakyat Sabah dan Sarawak menyelamatkan parti "cap dacing" dimana ianya nyawa-nyawa ikan di sebelah semenanjung pada PRU13 yang lalu.
Maknanya di sini, undi majoriti rakyat Sabah dan Sarawak terhadap parti "cap dacing" umpama bom C4 yang mempunyai ruang untuk membunuh aspirasi, harapan dan impian rakyat kedua-dua negeri meraih hak yang sepatutnya. Dalam kitab nujum pak belalang si pengerusi parti "cap dacing" disurahkan bahawa Sabah dan Sarawak ialah simpanan tetap (fix deposit) gerombolan parti ini.
Perlu ada kematangan dan penilaian sedalam mungkin terhadap pemikiran, gaya dan corak berpolitik rakyat Sabah dan Sarawak jika mahu bertemu dengan cahaya di penghujung terowong. Ketidakpuasan soal pembangunan, infrastruktur, jalanraya di pedalaman dan royalti minyak misalnya, di mana di Sarawak ianya diluluskan DUN negeri itu agar kenaikan ke tahap 20% daripada kedudukan sedia ada. Tetapi Putrajaya seolah-olah memandang dingin dan lambat respon terhadap tuntutan tersebut.
Ini bukan soal mendapat kelulusan DUN Sarawak, tetapi persoalan tentang solidariti bukan hanya membuat keputusan, tetapi harus diterjemahkan kepada tindakan. Para pemimpin Sarawak tiada usaha untuk mencetuskan sesuatu tentang apa yang dinamakan perhimpunan aman bersama rakyat. Ini bukan menghasut, hanya sekadar berkata begitu.
Tidak memadai hanya melalak di media kerana ianya bukan tindakan. Berhimpun bersama rakyat adalah manifestasi yang kuat bahawa rakyat Sarawak serius tentang sesuatu isu tersebut, dan berhimpun bersama rakyat secara mega juga menajamkan sesuatu tuntutan agar ianya dimasukkan ke dalam akaun kerajaan.. Bukan hanya isu minyak, malah isu-isu lain seperti mana termaktub dalam perjanjian asal 1963 juga perlu dibangkitkan oleh rakyat Sabah dan Sarawak jika putrajaya memandang sepi. Apabila dua atau lebih entiti kontradiksi , maka ianya akan melahirkan sesuatu yang baru. Maksud di sini ialah, agar Putrajaya sedia mendengar dan memberi perhatian tentang sesuatu isu yang ditonjolkan "equal partners" mereka.
Menuntut sesuatu yang merupakan hak bukan satu jenayah. Suara "vocal minority" tidak hanya perlu disambut pemimpin lokal Sabah dan Sarawak, tetapi "silence majority" juga perlu mengambil tempat. Salah satu penyakit "silence majority" malu-malu tapi mahu. "Silence majority" juga menutup mata atas perlakuan sumbang yang dilakukan pemerintah. "Silence majority" bertanggungjawab memenangkan parti "cap dacing". Perhimpunan pemimpin lokal bersama rakyat, bukannya merusuh. Saya dapat menilai dimana kerajaan "cap dacing" kedua-dua negeri lemah syahwat untuk memuaskan keperluan rakyatnya. Seolah-olah tunduk dan menikus apabila berdepan dengan pengerusi "cap dacing". Tidak terkeluar kata. Membisu seribu bahasa. Yang ada cuma sikap pengampu dan pembodek. Salam sambil cium tangan. – 25 Ogos, 2014
- See more at: http://www.themalaysianinsider.com/rencana/article/sentimen-sabah-dan-sarawak-yang-mahu-keluar-dari-malaysia-amirrul-jeffery-i#sthash.zet2B1yl.dpuf
Tiada ulasan:
Catat Ulasan