Pada 687 SM Israel dijajah Kerajaan Babilonia Dan Bait Allah mereka di
Yerusalem dihancurkan, orang Yahudi dibawa ke Babilonia untuk dijadikan
budak. Rajanya (Zedekiah) dibutakan matanya dan dipenjara hingga mati.
Orang Yahudi pernah hampir dibasmi oleh orang Babilonia, namun karena
mereka berhasil menyusupkan seorang perempuan Yahudi cantik, Esther,
sehingga akhirnya raja Babilonia jatuh cinta dan mengangkatnya menjadi
permaisuri menggantikan permaisuri lama, maka raja melindungi bangsa
Yahudi, bahkan memberi jabatan tinggi kepada beberapa orang Yahudi.
Pada 457 SM Persia yang dipimpin Cyrus Yang Agung dapat mengalahkan Babilonia, orang Yahudi diperbolehkan pulang ke tanah Israel dan membangun kembali Bait Allah.
Pada 390 SM Israel dijajah Mesir.
Pada 332 SM Israel dijajah Kerajaan Yunani
Pada 63 SM Israel dijajah Kerajaan Romawi, karena pemberontakan orang Yahudi, maka setelah pemberontakan ditumpas 70 M, Bait Allah kembali dihancurkan, kali ini oleh Romawi, bangsa Yahudi diusir keluar Dari tanah Israel, dicerai-beraikan antara berbagai bangsa dan hanya sedikit orang yang lagi tinggal di wilayah Israel.
Pada masa khalifah Umar bin Khaththab, sekitar tahun 645M, Romawi dikalahkan oleh Arab.
Di bekas reruntuhan Bait Allah, didirikan masjid yang berkubah biru. Masjid itu masih sekarang dinamakan masjid Al Aqsha, pada akhir Abad ke-7, kira2 60 tahun setelah meninggalnya nabi Muhammad di 632M.
Saat ini negara Israel modern ingin menghancurkan masjid tersebut untuk membangun kembali Bait Allah mereka.
Setelah diusir oleh bangsa Romawi pada 70 M dari tanah Israel, bangsa Yahudi menyebar ke seluruh penjuru dunia dan berusaha mempertahankan kepercayaan dan budaya khas mereka sembari hidup sebagai kaum minoritas. . Di masyarakat Eropa yang mayoritas penduduknya Kristen, kaum Yahudi merasa menjadi semakin terisolasi sebagai orang luar. Kaum Yahudi menganggap diri mereka adalah bangsa terpilih dan hanya bangsa Yahudilah yang diijinkan Tuhan (Yahwe) untuk masuk sorga sementara semua bangsa lain kebagian neraka, mereka juga tidak meyakini kepercayaan Kristen bahwa Yesus adalah Anak Tuhan. Banyak orang Kristen yang menganggap penolakan untuk menerima sifat ketuhanan Yesus dan pandangan bahwa hanya bangsa Yahudi yang bisa masuk sorga ini sebagai sikap arogan. Selama berabad-abad Gereja mengajarkan bahwa kaum Yahudi bertanggung jawab atas kematian Yesus, tanpa mengindahkan fakta, sebagaimana yang diyakini para sejarawan hari ini, bahwa Yesus dieksekusi oleh pemerintah Romawi karena para petinggi menganggapnya sebagai ancaman politis terhadap kekuasaan mereka. Selain konflik bermuatan agama terdapat juga konflik ekonomi, karena banyak orang Yahudi sukses secara ekonomi karena kerja keras dan hidup hemat, berbeda dengan penduduk asli. Para penguasa memberlakukan pembatasan-pembatasan atas orang Yahudi, yaitu dengan melarang mereka menduduki posisi-posisi tertentu dan menjadi pemilik tanah, serta orang Yahudi harus tinggal di perkampungan tersendiri, yakni Ghetto, yang dipagar khusus, pintu gerbang ditutup menjelang malam dan orang Yahudi dilarang keluar malam hari. Bila melanggar jam malam, maka orang Yahudi dapat dihukum, bahkan dibunuh!
Pada saat yang sama, karena Gereja awal tidak mengizinkan riba (peminjaman uang dengan bunga), kaum Yahudi mengisi peran vital (tapi yang tak disukai) sebagai penalang uang bagi mayoritas masyarakat Kristen. Dalam masa-masa yang lebih susah, kaum Yahudi menjadi kambing hitam atas banyak permasalahan yang mendera masyarakat. Sebagai contoh, mereka dipersalahkan atas "Kematian Hitam," wabah yang merenggut nyawa ribuan orang di seluruh Eropa pada Abad Pertengahan. Di Spanyol pada tahun 1400-an, kaum Yahudi dipaksa pindah ke agama Kristen, meninggalkan negara tersebut, atau dieksekusi. Di Rusia dan Polandia pada akhir tahun 1800-an pemerintah mengorganisasi atau tidak mencegah serangan-serangan kekerasan terhadap pemukiman Yahudi, yang dinamakan dengan pogrom, kala gerombolan orang membunuh kaum Yahudi dan menjarah rumah dan toko mereka.
Selama 1700 tahun lebih bangsa Yahudi hidup menderita dan mengalami ribuan progrom di berbagai wilayah Eropa, jazirah Arab, Asia Tengah yang merupakan wilayah Kristen, sampai bangkitnya Islam yang menguasai Utara Afrika, Jazirah Arab, Asia Kecil, dan sebagian Asia Tengah pada akhir abad ke 7 .
Ada kelompok-kelompok Yahudi yang pada abad ke 2 menyelamatkan diri sampai ke Cina (Catatan tentang kehadiran mereka di china mungkin lebih awal dari yang diketahui sekarang karena diduga mereka datang dari India)
Orang Yahudi diduga pertama kali tinggal di Tian Jin, karena di sinilah pusat segala catatan sejarah awal kedatangan orang Yahudi ke China ditemukan. Sejarah yang berusia hampir 2 milenium! Bahkan mungkin lebih lama dari pembangunan The Great Wall.
Menurut catatan-catatan sejarah, komunitas Yahudi dengan sebuah sinagoga juga hadir di Kaifeng sejak paling kurang abad ke-12 (Dinasti Song) hingga akhir abad ke-19.
Orang menyimpulkan bahwa leluhur orang Yahudi Kaifeng berasal dari Asia Tengah. Keberadaan kelompok keagamaan dan etnis yang tidak terputus ini, yang berlangsung selama lebih dari 700 tahun dalam lingkungan sosial-budaya yang sama sekali berbeda dan yang kuat didominiasi oleh prinsip-prinsip moral dan etis Kong Hu Cu, adalah sebuah gejala unik, bukan hanya di dalam sejarah Cina, tetapi juga di dalam peradaban Yahudi selama beribu-ribu tahun.
Sebelum tinggal di Cina orang Yahudi tidak beruntung. Di banyak negara yang mereka datangi, mereka tidak diperlakukan dengan baik, sering mengalami pembunuhan dan penjarahan dalam bentuk progrom di Eropa dan jizyah & dzimmi di Khilafah Muslim. Tapi ketika datang ke Cina, mereka boleh hidup bersama dengan orang-orang di sini. Orang Cina tidak peduli bahwa orang Yahudi menganggap diri sebagai bangsa terpilih yang akan masuk surga sedangkan orang-orang Cina akan masuk neraka! Orang2 Cina di masa itu juga tidak tahu dan tidak peduli tentang Yesus dan Mesias.
Dan tak lama setelah itu, mereka dianggap sama seperti orang Cina juga, boleh beli tanah, dan membangun tempat ibadah, tidak diisolir seperti di negri2 Eropa Kristen dan Khilafah Muslim. Mereka akhirnya punya kekuasaan ekonomi yang besar di China berabad-abad lampau.
"Agama Yahudi berevolusi secara total di Cina, ketimbang di negara-negara Barat”, tutur Hua Bangyan, sejarawan kota Kaifeng. “Setelah orang Yahudi diperlakukan dengan tidak baik di Eropa, berbagai komunitas orang Yahudi di Eropa membuat banyak organisasi. Itu untuk menjaga hubungan yang erat antara mereka sendiri, dan supaya mereka tetap bisa hidup bersama. Tapi di Cina, malah sebaliknya. Karena mereka disambut baik, dan melebur dengan warga lokal, maka mereka kehilangan sebagian dari identitas mereka.”
Penggunaan bahasa Ibrani ditinggalkan. Dan orang Yahudi yang menikah dengan kelompok etnis lainya semakin meningkat.
Meskipun hidup hampir terisolasi dan tanpa hubungan apapun dengan diaspora Yahudi di luar Cina, komunitas ini masih mampu mempertahankan tradisi-tradisi dan kebiasaan-kebiasaan Yahudi selama ratusan tahun. Karena mereka tidak mengalami diskriminasi ataupun penganiayaan dari pihak orang-orang Cina, suatu proses asimilasi yang bertahap berlangsung terus. Hingga abad ke-17, asimilasi orang-orang Yahudi Kaifeng berlangsung secara intensif dan semakin meningkat. Hal ini mengakibatkan perubahan-perubahan dalam kebiasaan-kebiasaan agama dan ritual Yahudi, tradisi sosial dan bahasa, serta perkawinan campuran antara Yahudi dengan kelompok-kelompok etnis lainnya, seperti orang-orang Han, dan minoritas suku Hui dan suku Manchu di Cina.
Pada masa Dinasti Ming (1368-1644), salah seorang kaisar Ming pernah menganugerahkan tujuh nama marga kepada orang-orang Yahudi yang tinggal di sana. Beberapa nama tersebut masih teridentifikasi hingga zaman sekarang: Ai, Lao, Jin, Li, Shi, Zhang dan Zhao. Shi dan Jin adalah nama-nama yang sama dengan nama Yahudi yang umum ditemukan di barat: Stone dan Gold.
Orang2 Yahudi di Cina akhirnya mengalami Sinafikasi seperti orang Mongol dan Manchu. Pada masa kini banyak sekali orang Yahudi yang sudah melebur ke dalam bangsa Cina, baik suku Han, Hui, Manchu atau lainnya.
Entah kenapa, dari kalangan orang Yahudi selama berabad-abad sering muncul orang2 hebat dan pandai, di berbagai bidang baik ekonomi maupun ilmu pengetahuan, misalnya Albert Einstein, Isaac Newton, Michael Bloomberg, Lawrence Ellison, George Soros, Noam Chomsky, Karl Marx, Ahmad Dhani dan sebagainya.
Dengan jumlah penduduk dunia yang melebihi 5 milyar jiwa, minoritas Yahudi yang tersebar di seluruh dunia termasuk yang tinggal di negara Israel tidak mencapai 50 juta jiwa, namun orang Yahudi mendominasi kekayaan dan keilmuan di seluruh dunia, bahkan mampu mempengaruhi negara terkuat di dunia, Amerika Serikat!
Sungguh berbeda dengan orang Muslim yang berjumlah hampir 20% penduduk dunia tetapi hampir tidak menyumbangkan kemajuan apapun bagi dunia.
Maka tidak tertutup kemungkinan, orang2 keturunan Yahudi juga mempengaruhi dan berpartisipasi dalam kemajuan pesat Cina selama 3½ dekade ini, dari negara melarat kere pariah menjadi kekuatan ekonomi kedua terbesar di dunia setelah Amerika Serikat.
Namun ada perbedaan yang menyolok, orang2 keturunan Yahudi di Cina sudah melebur hampir sepenuhnya ke dalam bangsa Cina, dalam budaya, bahasa, agama dan gaya hidup, secara alami selama satu milenium lebih, berbeda dengan saudara sebangsa mereka yang di luar Cina yang masih berbudaya Yahudi, berbahasa Ibrani, beragama Yahudi serta bergaya hidup Yahudi.
Maka mungkin saja Zhuge Liang yang hebat itu adalah orang Yahudi. karena sejak Penyerbuan Babilonia dan hancurnya 2 kerajaan Israel setelah sepeninggal Raja Salomo, Allah sudah mengirim pesan melalui nabi2nya bahwa mereka akan diceraiberaikan ke seluruh pojok muka bumi.
Perlu diketahui bahwasanya Raja Salomo hidup 2600 SM sebelum masa Kelahiran Yesus Kristus.
Pada 457 SM Persia yang dipimpin Cyrus Yang Agung dapat mengalahkan Babilonia, orang Yahudi diperbolehkan pulang ke tanah Israel dan membangun kembali Bait Allah.
Pada 390 SM Israel dijajah Mesir.
Pada 332 SM Israel dijajah Kerajaan Yunani
Pada 63 SM Israel dijajah Kerajaan Romawi, karena pemberontakan orang Yahudi, maka setelah pemberontakan ditumpas 70 M, Bait Allah kembali dihancurkan, kali ini oleh Romawi, bangsa Yahudi diusir keluar Dari tanah Israel, dicerai-beraikan antara berbagai bangsa dan hanya sedikit orang yang lagi tinggal di wilayah Israel.
Pada masa khalifah Umar bin Khaththab, sekitar tahun 645M, Romawi dikalahkan oleh Arab.
Di bekas reruntuhan Bait Allah, didirikan masjid yang berkubah biru. Masjid itu masih sekarang dinamakan masjid Al Aqsha, pada akhir Abad ke-7, kira2 60 tahun setelah meninggalnya nabi Muhammad di 632M.
Saat ini negara Israel modern ingin menghancurkan masjid tersebut untuk membangun kembali Bait Allah mereka.
Setelah diusir oleh bangsa Romawi pada 70 M dari tanah Israel, bangsa Yahudi menyebar ke seluruh penjuru dunia dan berusaha mempertahankan kepercayaan dan budaya khas mereka sembari hidup sebagai kaum minoritas. . Di masyarakat Eropa yang mayoritas penduduknya Kristen, kaum Yahudi merasa menjadi semakin terisolasi sebagai orang luar. Kaum Yahudi menganggap diri mereka adalah bangsa terpilih dan hanya bangsa Yahudilah yang diijinkan Tuhan (Yahwe) untuk masuk sorga sementara semua bangsa lain kebagian neraka, mereka juga tidak meyakini kepercayaan Kristen bahwa Yesus adalah Anak Tuhan. Banyak orang Kristen yang menganggap penolakan untuk menerima sifat ketuhanan Yesus dan pandangan bahwa hanya bangsa Yahudi yang bisa masuk sorga ini sebagai sikap arogan. Selama berabad-abad Gereja mengajarkan bahwa kaum Yahudi bertanggung jawab atas kematian Yesus, tanpa mengindahkan fakta, sebagaimana yang diyakini para sejarawan hari ini, bahwa Yesus dieksekusi oleh pemerintah Romawi karena para petinggi menganggapnya sebagai ancaman politis terhadap kekuasaan mereka. Selain konflik bermuatan agama terdapat juga konflik ekonomi, karena banyak orang Yahudi sukses secara ekonomi karena kerja keras dan hidup hemat, berbeda dengan penduduk asli. Para penguasa memberlakukan pembatasan-pembatasan atas orang Yahudi, yaitu dengan melarang mereka menduduki posisi-posisi tertentu dan menjadi pemilik tanah, serta orang Yahudi harus tinggal di perkampungan tersendiri, yakni Ghetto, yang dipagar khusus, pintu gerbang ditutup menjelang malam dan orang Yahudi dilarang keluar malam hari. Bila melanggar jam malam, maka orang Yahudi dapat dihukum, bahkan dibunuh!
Pada saat yang sama, karena Gereja awal tidak mengizinkan riba (peminjaman uang dengan bunga), kaum Yahudi mengisi peran vital (tapi yang tak disukai) sebagai penalang uang bagi mayoritas masyarakat Kristen. Dalam masa-masa yang lebih susah, kaum Yahudi menjadi kambing hitam atas banyak permasalahan yang mendera masyarakat. Sebagai contoh, mereka dipersalahkan atas "Kematian Hitam," wabah yang merenggut nyawa ribuan orang di seluruh Eropa pada Abad Pertengahan. Di Spanyol pada tahun 1400-an, kaum Yahudi dipaksa pindah ke agama Kristen, meninggalkan negara tersebut, atau dieksekusi. Di Rusia dan Polandia pada akhir tahun 1800-an pemerintah mengorganisasi atau tidak mencegah serangan-serangan kekerasan terhadap pemukiman Yahudi, yang dinamakan dengan pogrom, kala gerombolan orang membunuh kaum Yahudi dan menjarah rumah dan toko mereka.
Selama 1700 tahun lebih bangsa Yahudi hidup menderita dan mengalami ribuan progrom di berbagai wilayah Eropa, jazirah Arab, Asia Tengah yang merupakan wilayah Kristen, sampai bangkitnya Islam yang menguasai Utara Afrika, Jazirah Arab, Asia Kecil, dan sebagian Asia Tengah pada akhir abad ke 7 .
Ada kelompok-kelompok Yahudi yang pada abad ke 2 menyelamatkan diri sampai ke Cina (Catatan tentang kehadiran mereka di china mungkin lebih awal dari yang diketahui sekarang karena diduga mereka datang dari India)
Orang Yahudi diduga pertama kali tinggal di Tian Jin, karena di sinilah pusat segala catatan sejarah awal kedatangan orang Yahudi ke China ditemukan. Sejarah yang berusia hampir 2 milenium! Bahkan mungkin lebih lama dari pembangunan The Great Wall.
Menurut catatan-catatan sejarah, komunitas Yahudi dengan sebuah sinagoga juga hadir di Kaifeng sejak paling kurang abad ke-12 (Dinasti Song) hingga akhir abad ke-19.
Orang menyimpulkan bahwa leluhur orang Yahudi Kaifeng berasal dari Asia Tengah. Keberadaan kelompok keagamaan dan etnis yang tidak terputus ini, yang berlangsung selama lebih dari 700 tahun dalam lingkungan sosial-budaya yang sama sekali berbeda dan yang kuat didominiasi oleh prinsip-prinsip moral dan etis Kong Hu Cu, adalah sebuah gejala unik, bukan hanya di dalam sejarah Cina, tetapi juga di dalam peradaban Yahudi selama beribu-ribu tahun.
Sebelum tinggal di Cina orang Yahudi tidak beruntung. Di banyak negara yang mereka datangi, mereka tidak diperlakukan dengan baik, sering mengalami pembunuhan dan penjarahan dalam bentuk progrom di Eropa dan jizyah & dzimmi di Khilafah Muslim. Tapi ketika datang ke Cina, mereka boleh hidup bersama dengan orang-orang di sini. Orang Cina tidak peduli bahwa orang Yahudi menganggap diri sebagai bangsa terpilih yang akan masuk surga sedangkan orang-orang Cina akan masuk neraka! Orang2 Cina di masa itu juga tidak tahu dan tidak peduli tentang Yesus dan Mesias.
Dan tak lama setelah itu, mereka dianggap sama seperti orang Cina juga, boleh beli tanah, dan membangun tempat ibadah, tidak diisolir seperti di negri2 Eropa Kristen dan Khilafah Muslim. Mereka akhirnya punya kekuasaan ekonomi yang besar di China berabad-abad lampau.
"Agama Yahudi berevolusi secara total di Cina, ketimbang di negara-negara Barat”, tutur Hua Bangyan, sejarawan kota Kaifeng. “Setelah orang Yahudi diperlakukan dengan tidak baik di Eropa, berbagai komunitas orang Yahudi di Eropa membuat banyak organisasi. Itu untuk menjaga hubungan yang erat antara mereka sendiri, dan supaya mereka tetap bisa hidup bersama. Tapi di Cina, malah sebaliknya. Karena mereka disambut baik, dan melebur dengan warga lokal, maka mereka kehilangan sebagian dari identitas mereka.”
Penggunaan bahasa Ibrani ditinggalkan. Dan orang Yahudi yang menikah dengan kelompok etnis lainya semakin meningkat.
Meskipun hidup hampir terisolasi dan tanpa hubungan apapun dengan diaspora Yahudi di luar Cina, komunitas ini masih mampu mempertahankan tradisi-tradisi dan kebiasaan-kebiasaan Yahudi selama ratusan tahun. Karena mereka tidak mengalami diskriminasi ataupun penganiayaan dari pihak orang-orang Cina, suatu proses asimilasi yang bertahap berlangsung terus. Hingga abad ke-17, asimilasi orang-orang Yahudi Kaifeng berlangsung secara intensif dan semakin meningkat. Hal ini mengakibatkan perubahan-perubahan dalam kebiasaan-kebiasaan agama dan ritual Yahudi, tradisi sosial dan bahasa, serta perkawinan campuran antara Yahudi dengan kelompok-kelompok etnis lainnya, seperti orang-orang Han, dan minoritas suku Hui dan suku Manchu di Cina.
Pada masa Dinasti Ming (1368-1644), salah seorang kaisar Ming pernah menganugerahkan tujuh nama marga kepada orang-orang Yahudi yang tinggal di sana. Beberapa nama tersebut masih teridentifikasi hingga zaman sekarang: Ai, Lao, Jin, Li, Shi, Zhang dan Zhao. Shi dan Jin adalah nama-nama yang sama dengan nama Yahudi yang umum ditemukan di barat: Stone dan Gold.
Orang2 Yahudi di Cina akhirnya mengalami Sinafikasi seperti orang Mongol dan Manchu. Pada masa kini banyak sekali orang Yahudi yang sudah melebur ke dalam bangsa Cina, baik suku Han, Hui, Manchu atau lainnya.
Entah kenapa, dari kalangan orang Yahudi selama berabad-abad sering muncul orang2 hebat dan pandai, di berbagai bidang baik ekonomi maupun ilmu pengetahuan, misalnya Albert Einstein, Isaac Newton, Michael Bloomberg, Lawrence Ellison, George Soros, Noam Chomsky, Karl Marx, Ahmad Dhani dan sebagainya.
Dengan jumlah penduduk dunia yang melebihi 5 milyar jiwa, minoritas Yahudi yang tersebar di seluruh dunia termasuk yang tinggal di negara Israel tidak mencapai 50 juta jiwa, namun orang Yahudi mendominasi kekayaan dan keilmuan di seluruh dunia, bahkan mampu mempengaruhi negara terkuat di dunia, Amerika Serikat!
Sungguh berbeda dengan orang Muslim yang berjumlah hampir 20% penduduk dunia tetapi hampir tidak menyumbangkan kemajuan apapun bagi dunia.
Maka tidak tertutup kemungkinan, orang2 keturunan Yahudi juga mempengaruhi dan berpartisipasi dalam kemajuan pesat Cina selama 3½ dekade ini, dari negara melarat kere pariah menjadi kekuatan ekonomi kedua terbesar di dunia setelah Amerika Serikat.
Namun ada perbedaan yang menyolok, orang2 keturunan Yahudi di Cina sudah melebur hampir sepenuhnya ke dalam bangsa Cina, dalam budaya, bahasa, agama dan gaya hidup, secara alami selama satu milenium lebih, berbeda dengan saudara sebangsa mereka yang di luar Cina yang masih berbudaya Yahudi, berbahasa Ibrani, beragama Yahudi serta bergaya hidup Yahudi.
Maka mungkin saja Zhuge Liang yang hebat itu adalah orang Yahudi. karena sejak Penyerbuan Babilonia dan hancurnya 2 kerajaan Israel setelah sepeninggal Raja Salomo, Allah sudah mengirim pesan melalui nabi2nya bahwa mereka akan diceraiberaikan ke seluruh pojok muka bumi.
Perlu diketahui bahwasanya Raja Salomo hidup 2600 SM sebelum masa Kelahiran Yesus Kristus.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan